Ratusan warga dari berbagai agama yang tergabung Gerakan Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) melakukan kirab jelang pernyataan sikap terkait Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014-2014 di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (15/7).
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Tokoh masyarakat Aceh, Gazali Abas Adan meminta semua pihak untuk menerima dan mematuhi hasil rekapitulasi pilpres KPU pada 22 Juli mendatang.
"Saya rasa semua pihak tidak perlu saling menuding, dan hasil pilpres, serahkan dan percayakan kepada KPU," katanya di Banda Aceh, Selasa (15/7).
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih itu menyatakan, siapa pun yang menjadi presiden dan wapres mendatang, merupakan pilihan rakyat yang harus didukung semua elemen bangsa.
Namun, ia juga berharap agar KPU benar-benar independen dan demokratis. Sehingga tidak ada ditemukan penggelembungan suara untuk kemenangan salah satu pasangan.
KPU disebutnya sebagai benteng terakhir untuk menentukan siapa menang dan kalah. Sehingga seluruh instrumen KPU, mulai dari tingkat bawah sampai atas harus benar-benar netral.
"Kalau ada pasangan yang menang, maka menangnya benar-benar pilihan rakyat. Dan kalau ada pasangan yang kalah, maka bisa menerima dengan lapang dada," ujarnya.
Bila ada sengketa, katanya, Mahkamah Konstitusi (MK) juga harus bertindak objektif. Sehingga semua hasil yang diputuskan benar-benar sesuai dengan fakta.
"Tapi, saya yakin, MK saat ini sudah sangat objektif. Jadi, semua keputusan MK benar-benar sesuai dengan fakta di lapangan," katanya.