Home >> >>
Politikus Senior Golkar Sebut Ical Otoriter
Selasa , 15 Jul 2014, 19:05 WIB
Antara
Mantan Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalata menyampaikan pendapatnya saat seminar nasional di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Politikus senior Partai Golkar Andi Mattalata mengatakan pimpinan Partai Golkar mendatang harus sosok yang mampu mengelola perbedaan pendapat, tidak bersikap otoriter yang memaksakan kehendaknya sendiri.

"Pimpinan Golkar mendatang harus yang mampu mengelola perbedaan menjadi kekuatan. Bukan dengan kekuatan otoriter langsung menegur, langsung memecat," kata Andi Mattalata di sela-sela konferensi pers penyelamatan Partai Golkar yang dilakukan kader Golkar lintas generasi di Jakarta, Selasa (15/7).

Andi menyesalkan, langkah DPP Partai Golkar dibawah kepemimpinan Ketua Umum Aburizal Bakrie memecat tiga kader terbaik Golkar, Nusron Wahid, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Poempida Hidayatullah, hanya karena ketiganya berbeda pandangan dalam Pilpres 2014.

Menurut Andi Mattalata, ketiga kader itu telah berjuang keras membantu Golkar memperoleh kursi di DPR pada pemilu legislatif lalu. "Tiga kader muda Golkar itu berdarah-darah memperjuangkan Golkar pada pemilu legislatif dengan biaya sendiri, tapi mendapat perlakuan tidak pantas," kata mantan menteri hukum dan HAM itu.

Pada hari ini kader Golkar lintas generasi menyerukan kepada seluruh kader Golkar di seluruh Indonesia untuk mengembalikan partai ke jalur yang sebenarnya. Menurut pada kader lintas generasi, salah satu cara penyelamatan partai dapat dimulai dengan menggelar Musyarawah Nasional Partai Golkar, termasuk mengganti ketua umum.

Redaktur : Erik Purnama Putra
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar