Home >> >>
Pihak yang Kalah Pilpres Diminta tidak Provokasi Rakyat
Selasa , 15 Jul 2014, 19:18 WIB
antara
Para panitia pengawas lapangan (PPL) Panwaslu memegang spanduk Bangga Jakarta dalam aksi simpati Panwaslu untuk DKI Jakarta Pemilu Damai di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak yang kalah dalam pilpres diminta dapat menahan diri dan jangan memprovokasi rakyat.

"Siapapun yang menang, terhadap pihak yang kalah diminta jangan memprovokasi rakyat untuk berbuat rusuh," ujar penasehat Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Letjen TNI Purn Suryo Prabowo, Selasa (15/7).

Menurutnya, indikasi adanya kerusuhan sudah terlihat. Khususnya menyusul perbedaan hasil hitung cepat dari beberapa lembaga survei.

"Liputan media yang masif sangat membantu membangun presepsi publik. Seolah-olah Jokowi-JK sudah memenangkan pilpres. Ini memberi harapan palsu pada rakyat. Iya kalau menang, kalau kalah kan rakyat pendukung Jokowi bisa ngamuk," ujarnya.

Menurutnya, adanya klaim Jokowi-Jk menang pilpres telah menempatkan rakyat sebagai fait accompli. Rakyat dipaksa percaya hanya  pada satu pandangan sepihak saja. Dikhawatirkan, pandangan lain yang sah secara hukum malah ditolak.

"Karena dari awalnya sudah ada doktrin hanya kecurangan yang dapat mengalahkan Jokowi-JK, maka tidak ada kesiapan untuk kalah. Jadi pilihannya kalau kalah melawan, kalau menang bertahan," jelasnya.

Padahal, menurut Suryo, hasil hitung cepat masih memiliki kemungkinan kesalahan. Karenanya, pemilu tidak dapat sepenuhnya mengandalkan quick count.

Dalam situasi seperti ini, lanjutnya, elite politik harus dapat memberikan pencerahan pada publik. Antara lain, mengajari rakyat untuk berpolitik yang sehat.

"Politik siap kalah siap menang. Prabowo sendiri sudah berjanji siap kalah. Kalau pun Prabowo menang ini kemenangan bagi Indonesia. Bahkan jika menang, Prabowo sudah meminta orang terbaik PDIP, Nasdem, Hanura dan PKB untuk bergabung dalam kabinet membangun Indonesia," paparnya.

Redaktur : Mansyur Faqih
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar