REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 564.798 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan presiden 2014 ini.
"Kami akui tingkat partisipasi warga Kabupaten Sukabumi pada pilpres ini anjlok dibandingkan dengan pada pemilihan legislatif lalu, pada pilpres ini angka partisipasinya hanya 69 persen padahal pada pileg lalu mencapai 72 persen atau turun tiga persen," kata Ketua KPU Kabupaten Sukabumi, Dede Haryadi di Sukabumi, Rabu.
Adapun data jumlah pemilih pada pilpres ini yakni yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 1.791.750 jiwa, kemudian daftar pemilih tambahan (DPTb) sebanyak 3.583 jiwa, ditambah daftar pilih khusus (DPK) 1.055 jiwa dan daftar pemilih khusus tambahan yang menggunakan identitas diri seperti KTP/Pasport dan lain-lain (DPKTb) sebanyak 14.924 jiwa.
Sehingga total pemilih yang terdata sebanyak 1.811.312 jiwa, namun yang menggunakan hak pilihnya hanya 1.246.514 jiwa.
Menurut Dede, ada beberapa faktor yang menyebabkan anjloknya partisipasi masyarakat pada pilpres ini. Seperti adanya regruping atau penyatuan beberapa tempat pemungutan suara sehingga warga enggan ke TPS karena jaraknya yang jauh. Selain itu, diakuinya sosialisasi pilpres ini masih kurang yang dampaknya warga tidak tahu kapan pelaksanaan pemungutan suara.
Namun demikian, pihaknya juga cukup mengapresiasi seluruh lembaga penyelenggara pemilu seperti panitia pengawas pemilu dan pemerintah daerah yang sudah ikut dalam mensosialisasikan pilpres ini.
Tapi yang terpenting dalam pelaksanaan pilpres ini adalah bisa berjalan kondusif dan masing-masing saksi dari dua pasangan calon kepala negara tidak mempermasalahkan yang bisa dibuktikan pada rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara tingkat KPU Kabupaten Sukabumi.