REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta Sumarno akan membuktikan masalah akurasi hitung cepat (quick count) dari berbagai lembaga survei saat KPU Jakarta menggelar rapat pleno penetapan rekapitulasi perolehan suara Pemilu Presiden dan Wapres.
"Besok akan menjadi pembuktian 'quick count' mana yang benar, jadi masyarakat agar bersabar satu hari lagi," katanya di Jakarta, Kamis (17/7).
KPU menjadwalkan menggelar rapat pleno penetapan rekapitulasi perolehan suara Pemilu Presiden dan Wapres, di salah satu hotel di Jakarta Pusat pada Jumat (18/7).
Ia mengatakan pembuktian itu terkait unjuk rasa yang digelar sejumlah orang beberapa waktu lalu yang meminta KPU DKI Jakarta menetapkan hasil pemilu presiden sesuai hasil hitung cepat.
Hasil hitung cepat yang berbeda yang dirilis sejumlah lembaga survei akan diketahui kebenarannya melalui "real count" yang digelar KPU DKI Jakarta.
Sumarno mengatakan hasil rekapitulasi penghitungan suara dari lima kota dan satu kabupaten di DKI Jakarta, sudah diterima KPU DKI Jakarta.
Meskipun sudah mengetahui hasil tiap kabupaten dan kota, ia menolak membeberkan kepada media massa. "Sebaiknya tetap menunggu hasil pleno penghitungan suara tingkat provinsi, besok," ujarnya.
Rapat pleno KPU DKI Jakarta akan yang dimulai pukul 14.00 WIB dan terbuka untuk umum sehingga masyarakat dapat hadir dan mengawal langsung prosesnya. "Masyarakat bisa hadir dan mengawal langsung proses penghitungan suara tingkat provinsi," katanya.
Meskipun terbuka untuk umum, dalam rapat pleno KPU Jakarta tersebut, selain komisioner KPU, hanya saksi pasangan capres dan cawapres serta anggota Bawaslu yang memiliki hak bicara.