Home >> >>
Deklarasi Damai Sambut Rekapitulasi Suara KPU
Jumat , 18 Jul 2014, 17:22 WIB
Republika/Aditya Pradana Putra
Ketua KPU Husni Kamil Manik dan Komisioner KPU Ida Budhiati bersiap memimpin proses rekapitulasi suara Pilpres 2014 untuk TPS luar negeri (TPSLN) di gedung KPU, Kamis (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang dimulainya rekapitulasi suara Pilpres 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli mendatang, sejumlah ormas dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) menghelat Deklarasi Damai Anak Negeri di kawasan Matraman, Jakarta Timur pada Jumat (18/7).

Aksi tersebut diikuti 11 ormas dan LSM yang dimotori Komando Pejuang Merah Putih (KPMP). Mereka yang ikut kegiatan tersebut antara lain, Lembaga Macan Kemayoran, Bamus Betawi, BPPRI, Dewan Masjid Indonesia, SRMI, Perhimpunan Pelajar Jakarta, Perhimpunan Asongan, LPPSE Jakarta, LIRA, Persatuan Pertahanan Nasional, dan GMMSI.

"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk dapat menerima ketetapan hasil perolehan suara oleh KPU. Kami juga mengimbau kepada organisasi politik dan ormas agar dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," kata Ketua Umum KPMP, Ki Kusumo.

Menurut dia, kegiatan yang digagasnya itu muncul secara spontanitas. “Kami, KPMP dan teman-teman orma,s serta LSM di sini netral, kami berpihak kepada yang benar.”

Atas dasar itu, Ki Kusumo menyeru kepada KPU untuk bisa menjaga independensi dan profesional dalam bekerja. “Sebuah keputusan harus steril. Sebab itu menyangkut masa depan bangsa. Kami yakin keputusan KPU benar, dengan catatan jika dilalui dengan cara yang benar,” ujarnya.

Kalau KPU sudah bekerja dengan baik, Ki Kusumo yakin kedua pasangan capres dan cawapres mampu berbesar hati menerima hasil pesta demokrasi. Pasalnya, kalah menang itu merupakan bagian dari kompetisi yang tak bisa dihindari.

“Kami yakin mereka memiliki sifat yang bijaksana dan mampu mengajak masing-masing pendukungnya untuk tetap menjaga perdamaian. Sebab seorang capres pasti punya nilai moral yang jauh lebih baik,” katanya.

Redaktur : Erik Purnama Putra
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar