REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristianto mengatakan, pihaknya akan terus menerus mengawal suara rakyat yang berdaulat.
"Berbagai uji hitung dilakukan dengan membagi ke dalam beberapa kelompok," ujar Hasto dalam siaran pers, Sabtu (19/7).
Kelompok pertama, kata dia, bertugas merekap ulang seluruh dokumen C1 menjadi D1 (desa). Kedua, lanjut Hasto, setiap DPD Provinsi melakukan rekap lalu dikompilasi secara nasional.
"Kelompok ketiga, membandingkan hasil hitungan hitung dari D1 yg dihasilkan kelompok pertama dengan D1 KPU. Keempat, menghitung DA1 KPU (kecamatan) lalu hasilnya dibandingkan dengan DA1 berdasarkan hasil hitung ulang dengan basis C1," papar dia.
Kelompok kelima, papar dia, uji dengan metode statistik terhadap dokumen C1, D1, dan DA1. "Hasil secara keseluruhan maka perolehan Jokowi-JK berkisar antara 52,8 persen sampai 53,5 persen," ungkap Hasto.
Menurut dia, dengan berbagai uji hitung secara seksama tersebut, maka kemenangan Jokowi-JK sudah tidak diragukan lagi.
"Meskipun demikian, kami tetap menunggu proses rekapitulasi yang dilakukan KPU. Dengan tersedianya banyak parameter kontrol tersebut, dan partisipasi relawan yang begitu besar untuk mengawal suara Jokowi, maka hal tersebut diharapkan sebagai daya pendorong bagi KPU dan Bawaslu untuk mengedepankan akuntabilitas dan transparansi. Kami percaya bahwa KPU dan Bawaslu mampu melaksanakan tanggung jawab yang besar tersebut," paparnya.
Bagi Jokowi-JK, kata Hasto, prediksi unggulan kemenangan tersebut tidak hanya disyukuri, namun diabdikan sepenuhnya untuk kemajuan Ibu Pertiwi. Menurut dia, Kemenangan tersebut juga menjadi momentum yang tepat untuk merangkul seluruh komponen bangsa. "Era kompetisi sudah selesai, dan kini saatnya menyatukan energi positif bangsa," tegasnya.
Ia menyeru kepada seluruh tim kampanye Jokowi-JK untuk tidak euforia dalam kemenangan. "Biarlah suara rakyat tersebut menjadi prasasti perubahan kepemimpinan nasional yang lebih merakyat. Karena itulah kemenangan Jokowi-JK tersebut harus dimaknakan sebagai era baru, dimana kekuasaan hadir ditengah rakyat," cetusnya.