REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, mengimbau kedua kandidat capres untuk menghadiri pertemuan yang difasilitasi oleh presiden dan para pimpinan lembaga negara. Pertemuan direncanakan Ahad (20/7) di Istana Negara.
Said mengatakan kehadiran kedua capres akan menunjukkan sikap kenegarawanan mereka. "Seharusnya tidak perlu difasilitasi pimpinan lembaga negara. Tapi seharusnya inisiatif kedua capres untuk membuat suasana lebih sejuk," kata Said saat dihubungi Republika, Sabtu (19/7).
Keduanya diharapkan datang. Namun tidak cukup bertemu sekadar seremonial. Tapi betul-betul menunjukkan kesungguhan tanpa adanya sikap permusuhan. Keduanya juga diharapkan mengatakan pernyataan resmi dan tegas masing-masing capres akan mengikuti seluruh rangkaian pemilu sesuai aturan main.
Menurutnya, gejala yang tidak kondusif mulai dari masa kampanye dan pemungutan suara harus disikapi kedua capres secara responsif dan sensitif.
Mereka diminta menegaskan kepada para pendukungnya untuk mengikuti prosedur pemilu sesuai aturan dan tidak sekali-sekali menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan. "Harus ada statement itu. Kalau sudah bertemu harus tegas bahasanya," imbuh Said.
Said menilai pertemuan kedua capres bisa saja dilakukan tertutup. Karena semuanya tidak mesti terbuka. Apalagi, kalau keduanya ingin pembicaraan yang mendiskusikan suatu hal yang hanya disaksikan oleh para pimpinan lembaga negara.
Tapi, menurutnya, ada hal yang harus dilakukan secara terbuka. Yaitu, pertemuan betul-betul cair dan tidak ada keterpaksaan untuk hadir. "Munculkan inilah calon pemimpin yang berpegang pada komitmen awal untuk siap menang dan siap kalah," kata dia.