REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik FISIP UI, Makmur Keliat menilai pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan seluruh pasangan capres dan cawapres dalam acara buka puasa bersama yang akan digelar Ahad (20/7) adalah suatu momentum politik yang sangat penting.
Alasannya, kata dia, pertemuan itu dapat dilihat sebagai bagian dari proses komunikasi politik. "Pertemuan itu adalah simbol awal untuk menyampaikan pesan positif kepada publik bahwa perkembangan politik menjelang pengumunan pilpres terkendali dan manageable," ujar Makmur, Sabtu (19/7) malam.
Selain itu, kata dia, pertemuan itu akan memiliki dampak sebagai instrumen untuk meminimalkan kelabilan sebagai akibat kerumunan (crowd instability) yang kemungkinan muncul dalam bentuk parade politik menjelang pengumuman oleh KPU.
"Terdapat harapan bahwa pertemuan antara pasangan itu akan mengurangi insentif untuk melakukan pengerahan massa," ungkapnya.
Makmur juga menilai pertemuan itu juga dapat menyampaikan pesan positif kepada pasar. Menurut dia, para pelaku bisnis, baik domestik maupun asing, kemungkinan besar akan melihat pertemuan tersebut sebagai suatu sinyal adanya kepastian politik dalam transisi kepempimpinan nasional.
"Meski demikian, kiranya perlu pula dicatat bahwa pertemuan itu sebaiknya dibangun dengan agenda transparansi yang jelas," cetusnya.
Idealnya, kata dia, terdapat pernyataan publik sesegera setelah pertemuan itu yang isinya paling tidak memuat tiga hal pokok. Pertama, kesediaan dari kedua pasangan untuk mendukung independensi institusi KPU. Kedua, kata dia, kesediaan untuk mengelola masalah-masalah yang tersisa (residual problems) dari proses pemilu presiden melalui koridor dan pendekatan hukum yang ada.
"Ketiga, komitmen bersama untuk mempererat keutuhan bangsa dan sekaligus dan memperjuangkan dan memprioritaskan kepentingan nasional," tegasnya.