Presiden ke-3 BJ Habibie (kiri) di dampingi Joko Widodo (kanan) dan Juru Bicara Capres Dan Cawapres Jokowi-JK, Anis Baswedan di Kediaman BJ Habibie, Patra Kuningan, Jakarta, Jumat (18/7).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Timkamnas pasangan Jokowi-JK, Hasto Kristianto, di Jakarta, Sabtu (19/7), mengatakan bahwa penghitungan suara yang dilakukan lembaga-lembaga survei kredibel melalui hitung cepat, rekapitasi suara riil yang dilakukan DPP PDI Perjuangan maupun relawan, serta rekapitasi suara secara berjenjang yang dilakukan KPU hingga ke tingkat kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, semuanya telah memberi arah kemenangan kepada pasangan Jokowi-JK.
Timkamnas Jokowi-JK memberikan kepercayaan kepada KPU untuk melakukan rekapitulasi suara nasional secara jujur dan adil serta kepada Bawaslu untuk dapat melakukan pengawasan secara menyeluruh.
"Kami mempercayakan kepada penyelenggara Pemilu baik KPU maupun Bawaslu untuk benar-benar mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam rekapitulasi suara. Kami juga memberikan kepercayaan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan betul-betul mengawal proses transisi kepemimpinan ini agar berjalan secara aman dan damai," katanya.
Berikut ini sejumlah visi dan misi yang dipaparkan Jokowi:
Pertama, pendidikan. di sektor pendidikan, Jokowi menekankan pada revolusi mental, yang dinilainya akan efektif bila dimulai sejak sedini mungkin dari jenjang sekolah, terutama pendidikan dasar.
Menurut Jokowi, siswa sekolah dasar (SD) sepatutnya mendapatkan materi pendidikan karakter, pendidikan budi pekerti, dan pendidikan etika sebesar 80 persen, sedangkan ilmu pengetahuan cukup 20 persen.
"Saat ini anak-anak SD sudah dijejali dengan matematika, IPA, IPS, dan bahasa Inggris, sehingga pendidikan etika, perilaku, dan moralitas, tidak disiapkan pada posisi dasar," kata Jokowi.
Kemudian secara berjejang kata dia porsi ilmu pengetahuan di tingkatkan pada SMP menjadi 40 persen, sedangkan pendidikan karakter dan budi pekerti menjadi 60 persen. Pada tingkat SMA, pendidikan ilmu pengetahuan ditingkatkan lagi menjadi 80 persen serta pendidikan karakter dan budi pekerti diturunkan menjadi 20 persen.
Kedua, pertanian. Di sektor pertanian, Jokowi menilai Indonesia masih membutuhkan banyak lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan rakyat Indonesia. Untuk membangun lahan pertahuan dibangun waduk atau bendungan dan sistem irigasi pada lahan pertanian.
Ketiga, kelautan. Di bidang kelautan, Jokowi menyoroti nelayan lokal Indonesia kalah bersaing dengan nelayan asing karena teknologi penangkapan ikannya tertinggal. Jokowi berjanji, jika terpilih sebagai presiden akan menyediakan kapal-kapal modern untuk para nelayan yang disertai dengan pelatihan bagi para nelayan.
Keempat, energi. Di bidang energi, Jokowi menyoroti besarnya subsidi BBM dan subsidi listrik. Hal ini dapat diminimalisir dengan mengalihkan sumber energi dari BBM ke gas, karena Indonesia memiliki depsot gas sehingga anggarannya jadi lebih murah.
Kelima, infrastruktur. Di bidang infrastruktur, Jokowi menyoroti masih kurangnya pengembangan infrastruktur di laut, pengembangan bandara, maupun penambahan jalur kereta api.
Untuk infrastruktur laut, ia menilai, jika dapat dimaksimalkan maka ke depannya tidak ada lagi ketimpangan harga antara daerah yang satu dengan yang lain. Dia mengistilahkan konsep pembagunan infrastruktur laut yang akan dengan istilah tol laut.
Keenam, administrasi birokrasi. Jokowi menjelaskan, jika terpilih ia akan segera menerapkan sistem elektronik dan jalur online dalam hal pengadaan barang dan jasa di seluruh institusi pemerintah, termasuk dalam hal pengawasannya.
Sistem tersebut, kata dia, sudah mulai diterapkannya di lingkungan pemerintah provinsi DKI Jakarta.