REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan merampungkan rekapitulasi suara secara nasional, Selasa (22/7). Hingga Selasa dini hari, KPU sudah membahas dan mengesahkan penghitungan suara di 28 provinsi. Masih ada lima provinsi tersisa.
Hasil sementara ini menunjukkan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih unggul dengan perolehan 50.326.198 suara atau 52,49 persen. Sementara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendapat 45.550.254 suara atau 47,51 persen.
Meski pun kondisinya masih tertinggal, rasa percaya diri tim Prabowo-Hatta untuk menang belum luntur. "Dari data yang kita punya, insya Allah," kata Direktur Relawan Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta Harris Bobihoe di Rumah Polonia, Jakarta Timur.
Harris mengatakan, tim pemenangan sudah mengumpulkan semua data dari para saksi. Ia mengatakan, hasil penghitungan itu nantinya akan disampaikan.
Dalam penghitungan KPU, Prabowo-Hatta memang masih tertinggal dalam perolehan suara. KPU hari ini akan membahas dan mengesahkan rekapitulasi suara di Maluku Utara, DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, dan lanjutan pembahasan Sumatra Utara. Tim Prabowo-Hatta sangat menyoroti persoalan di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Harris mengatakan, adanya perbedaan dalam penghitungan angka dibandingkan dokumen C1. Ia mengatakan, pola yang sama ini terjadi beberapa wilayah. Karena itu, tim Prabowo-Hatta mempersoalkannya.
"Ini sangat serius karena ini kan ada pelanggaran dilakukan secara masif, terencana, dan itu merugikan kita," kata Wasekjen DPP Partai Gerindra itu.
Tim Prabowo-Hatta mengaku sudah menyiapkan data yang akan digunakan jika proses masih terus berjalan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sesuai aturan, gugatan ke MK merupakan satu-satunya jalan. "Kita lihat apakah keputusannya (KPU) hari ini," ujar dia.