Home >> >>
MUI Bogor: Soal Hasil Pilpres, Warga Bogor Jangan Terprovokasi
Selasa , 22 Jul 2014, 19:27 WIB
Republika/Agung Supriyanto
KPU tengah melaksanakan rekapitulasi suara pilpres.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Majelis Ulama Indonesia Kota Bogor, Jawa Barat, mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi paskapengumuman Pemilu Presiden 2014 yang dibacakan. "Rakyat Indonesia khususnya warga Kota Bogor harus tetap tenang, tidak terprovokasi, mari kita serahkan semuanya kepada KPU," ujar Ketua Bidang Fatwa MUI Kota Bogor, Fachrudin Sukarno, Selasa (22/7).

Fachrudin mengatakan, siapapun calon yang terpilih sebagai Presiden harus didukung asal pemilihannya berlangsung demokratis. Jangan sampai demokrasi dicederai oleh kecurangan. "Kalau demokrasi sudah berjalan dengan baik, kita harus mendukung siapapun yang menang, baik itu calon nomor 1 atau nomor 2," ujar Ketua Masyarakat Muslim Bogor (KMB) ini.

Menurut Fachrudin, pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 ini banyak diwarnai persoalan yang terjadi di seluruh daerah, banyak laporan hasil perhitungan yang dicurangi, serta banyak rekomendasi Bawaslu yang tidak dijalankan oleh KPU. Ia menilai dengan banyaknya persoalan yang terjadi pada pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 ini sehingga wajar ada pihak yang mengajukan perihal tersebut ke ranah hukum.

"Dalam aturannya memang sudah ada ranahnya, apabila demokrasi ini berjalan tidak sesuai atau ada yang dicurangi, maka jalurnya melaporkan hal tesebut ke ranah hukum untuk menyalurkan haknya, " ujar Fachrudin.

Terlepas dari itu, lanjut Fachrudin, ia tetap mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, dan menjaga kondusivitas tanpa terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. "Terlebih lagi ini masih dalam suasana Ramadhan dan sebentar lagi kita akan merayakan Lebaran Idul Fitri, mari kita bersama-sama tetap mengendalikan diri," ujarnya.

Redaktur : Agung Sasongko
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar