Juru bicara pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, Tantowi Yahya saat menjadi pembicara di Warung daun, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7).
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menolak dan menarik diri dari proses rekapitulasi suara Pemilu Presiden/Wakil Presiden, Selasa (22/7). Meskipun begitu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) tetap menjalankan proses penghitungan suara dan kemudian hasilnya menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pemenangan.
Juru Bicara Tim Prabowo-Hatta Tantowi Yahya mengatakan, pasangan nomor urut 1 dan tim tidak mempersoalkan mengenai hasil, menang atau kalah. "Bukan itu isunya. Isu yang kami permasalahkan sekarang ini adalah prosesnya yang tidak jurdil (jujur dan adil)," kata dia saat menggelar jumpa pers di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Selasa malam.
Karena itu, Tantowi mengatakan, salah apabila muncul opini pasangan Prabowo-Hatta tidak siap menerima kekalahan dalam Pemilu Presiden/Wakil Presiden. Sebab, menurut dia, inti yang dipersoalkan merupakan proses pemilu. "Kalau beda tujuh persen dinyatakan kami kalah prosesnya jurdil, orang pertama akan datang ke Jokowi adalah Prabowo," kata politisi Partai Golkar itu.
Tantowi mengatakan, sikap Prabowo-Hatta dan tim sudah jelas. Pasangan dari koalisi Merah Putih menarik diri dari proses rekapitulasi suara di KPU. Sehingga, ia mengatakan, Prabowo-Hatta tidak bertanggung jawab atas segala hasil yang keluar. Secara otomatis juga, menurut Tantowi, Prabowo-Hatta dan tim tidak mengakui hasil dari KPU.
"Alasannya sederhana, karena proses tersebut penuh kecurangan yang bersifat masif, sistematis, dan terstruktur. Maka kami mempunyai hak untuk tidak menerima hasil tersebut," ujar dia.