Home >> >>
Figur dan Kinerja Kunci Kemenangan Jokowi-JK
Rabu , 23 Jul 2014, 14:51 WIB
Republika/Yasin Habibi
Capres Joko Widodo dan cawapres Jusuf Kalla saat berpidato kemenangan di atas kapal di Pelabuhan Sunda kelapa, Jakarta, Selasa (22/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER - Pengamat politik Universitas Jember, Jawa Timur, Agung Purwanto menilai, figur dan kinerja calon presiden-calon wakil presiden nomor urut dua Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menjadi kunci sukses kemenangan pada Pemilu 2014.

"Jokowi dikenal dengan tokoh yang merakyat dan melakukan advokasi pembangunan kerakyatan sejak menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, sedangkan JK dikenal dengan tokoh yang memiliki kinerja cekatan dalam menangani masalah," katanya di Kabupaten Jember, Rabu (23/7), menanggapi kemenangan pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014.

Menurut dia, masyarakat cenderung memilih sosok figur, sedangkan visi dan misi masing-masing presiden dan calon wakil presiden belum menjadi prioritas bagi pemilih di Indonesia untuk menentukan pilihan pada pemungutan suara 9 Juli 2014.

"Prabowo kalah start untuk melakukan pencitraan sebagai tokoh yang merakyat dan dekat dengan masyarakat, sehingga mesin partai politik yang cukup besar tidak mampu mendongkrak perolehan suara Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014," tuturnya.

Hal senada juga disampaikan oleh pengamat politik Universitas Jember lainnya, Joko Susilo yang menilai kepercayaan masyarakat dan konsistensi keteladanan kepemimpinan yang merakyat pada sosok Jokowi menjadi magnet yang luar biasa untuk menarik simpati massa.

"Jokowi orangnya tidak suka menunjukkan kelebihannya (low profile), namun tegas dalam bertindak dan hal tersebut menjadi cerminan kinerjanya selama menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, sehingga saya sudah memprediksi sejak awal bahwa Jokowi-JK akan menjadi pemenang dalam Pilpres 2014," paparnya.

Ia menjelaskan ketokohan Jokowi dan JK menjadi modal kuat untuk memenangi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014, meskipun Jokowi merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sedangkan JK pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

"Jokowi sebagai tokoh pejabat publik yang terdongkrak popularitas dan elektabilitasnya karena kinerjanya yang cukup baik dan media massa gencar memberitakannya, sehingga hal tersebut menjadi efek nyata untuk kemenangannya sebagai capres terpilih," katanya.

Dia menjelaskan maraknya iklan pasangan Prabowo-Hatta di sejumlah media karena beberapa penguasa media mendukung pasangan nomor urut satu tersebut tidak berpengaruh banyak untuk memengaruhi pilihan rakyat dan melejitkan popularitas mereka pada Pilpres 2014.

"Publik melihat Jokowi dan JK dari ketokohannya selama menjadi pejabat negara dan kinerja mereka dinilai cukup baik dalam menjalankan tugasnya, sehingga kemenangan lebih ditentukan oleh figur capres dan cawapres yang disukai masyarakat," ujarnya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2014-2019 pada Selasa (22/7) malam dengan keputusan KPU Nomor 536/KPTS/KPU/2014 tentang penetapan pasangan capres cawapres Pilpres 2014.

Redaktur : Erik Purnama Putra
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar