Presiden terpilih, Joko Widodo bersama para relawannya syukuran relawan di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (23/7).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KPU menetapkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih setelah memenangkan proses rekapitulasi suara pada 22 Juli lalu. Berbeda dengan Pemilihan presiden sebelumnya pada era Reformasi, Pilprs 2014 merupakan peristiwa politik luar biasa.
"Tidak pernah sebelumnya kita melihat antusiasme yang begitu besar dari masyarakat untuk melahirkan pemimpin yang merakyat dan berbeda dari kepemimpinan yang ada sejak Orde Baru sampai masa Reformasi," kata Ketua Umum Kawan Jokowi, Diaz Hendropriyono di Jakarta, Kamis (24/7).
Yang membuatnya gembira, relawan berkumpul di Tugu Proklamasi. Hal itu membuktikan bahwa mereka patuh pada imbauan Jokowi untuk tidak turun ke jalan mendatangi KPU.
Sementara itu, Sekjen Kawan Jokowi Ivanhoe Semen menyampaikan, Pilpres 9 Juli, lalu mengajarkan banyak hal. "Proses pemilihan sendiri menjadi tanda tumbuhnya kesadaran baru sebagai warga negara lengkap dengan hak dan kewajibannya membangun dan merawat negeri ini. Revolusi Mental telah dimulai!" katanya
Ivanhoe menyebut, adanya acara yang digagas Relawan Pendukung Jokowi-JK di Tugu Proklamasi dengan tema 'Maklumat Rakyat kepada Presiden Baru' menjadi bukti bahwa semua relawan siap untuk terus mengawal pasangan Jokowi-JK selama periode 2014-2019.
Kendati begitu, ia mengingatkan, susunan kabinet yang akan dibentuk jangan atas dasar pertimbangan transaksional atau tawar-menawar politik.
"Pemerintahan yang baru harus berlandaskan pada profesionalisme, integritas, komitmen akan perubahan dan partisipasi luas dari semua unsur masyarakat," ujar Ivanhoe. "Hanya dengan cara itulah Jokowi-JK akan dapat melaksanakan visi-misi kepemimpinan mereka yang telah digariskan dalam Nawa Cita.