Home >> >>
Publik Ingin Pihak Prabowo-Hatta Hormati Jokowi-JK
Kamis , 07 Aug 2014, 18:26 WIB
Republika/Aditya Pradana Putra
peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ade Mulyana memaparkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tentang dukungan Capres pascapenetapan resmi KPU di Jakarta, Kamis (7/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang pilpres 2014. Mayoritas publik pun menginginkan agar pihak yang dinyatakan kalah untuk mengakui dan menghormati pihak yang menang.

Dalam survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network pada awal Agustus 2014, sebanyak 78,11 persen publik menginginkan sengketa pilpres bisa segera berakhir. Dan pihak yang kalah mengakui pihak yang menang.

Sementara, publik yang menginginkan sengketa pilpres tetap berlanjut hanya 14,59 persen. Mereka setuju pihak yang tidak puas bisa menempuh upaya hukum lain setelah ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sedangkan yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 7,30 persen.

"Publik sangat berharap proses pilpres cepat usai agar pemerintah secepatnya kembali mengurusi rakyat," kata Peneliti LSI Network Ade Mulyana dalam rilis hasil survei terbaru dari lembaga survei pimpinan Denny JA ini, di Jakarta, Kamis (7/8).

Sebanyak 67,49 persen publik juga percaya bahwa hasil rekapitulasi yang dilakukan KPU benar dan valid. Sementara yang tidak percaya bahwa Jokowi-JK adalah pemenang pilpres hanya 18,52 persen. Sedangkan yang tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 13,99 persen.

Menurut Ade, kepercayaan publik terhadap hasil resmi KPU ini berimplikasi pada merosotnya dukungan kepada pasangan Prabowo-Hatta. Sebab, mereka menilai pasangan yang diusung Koalisi Merah Putih ini tidak 'legowo' dan tidak simpatik dalam menerima hasil keputusan KPU.

Redaktur : Djibril Muhammad
Reporter : Mas Alamil Huda
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar