Home >> >>
Ini Peta Politik Tiga Calon Ketum Golkar
Jumat , 15 Aug 2014, 18:18 WIB
Republika/ Tahta Aidilla
Yunarto Wijaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisruh di dalam Partai Golkar terkait jadwal percepatan Munas (Musyawarah nasional) masih bergulir. Sementara tiga kandidat muncul, yang akan mencalonkan diri dalam pemilihan ketua umum (ketum) Partai Golkar. Tiga kandidat tersebut diantaranya MS Hidayat, Hajriyanto Thohari, dan Agung Laksono.

Politisi senior Partai Golkar MS Hidayat kabarnya telah mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum partai berlambang beringin, dan telah meminta dukungan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Pengamat politik Charta Politica, Yunarto Wijaya mengatakan MS Hidayat memang memiliki kedekatan dengan Ical (Sebutan Ketum Aburizal Bakrie).

Menurutnya, jika MS Hidayat terpilih, ia akan menjaga wibawa Ical di internal partai. Selain itu, kemungkinan beberapa nama yang berada dalam faksi Ical akan diakomodir kepentingannya. Namun itupun menurutnya, belum tentu ia akan menjadikan permanen dalam koalisi merah putihnya dengan pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Bagaimanapun tuturnya, arah Golkar selanjutnya akan mengarah ke pihak yang berkuasa.

Sementara kandidat Hajriyanto Thohari menurut Yunarto, dinilainya merupakan sosok yang berdiri di kaki sendiri. Hajriyanto dinilai sebagai sosok yang rasional, dan tidak terombang-ambing dalam pilihan peta politik. Bahkan menurutnya, Hajriyanto dinilai akan mendukung barisan golkar secara rasional. Hajriyanto yang merupakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar sekaligus Wakil Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR), mengaku siap menjadi calon ketua umum.

Namun begitu, Hajriyanto menurutnya harus bekerja lebih keras. Karena ia tidak memiliki jaringan finansial, dan kekuatan politik seperti dua tokoh calon ketum lainnya. "Belum terlalu mengakar posisinya di dalam partai Golkar," lanjut Yunarto kepada Rol (Jumat, 15/8).

Kemudian Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Agung Laksono, juga menyatakan siap maju sebagai calon ketua umum. Agung disebut sebagai pihak yang bersebrangan dengan pendukung Aburizal Bakrie (ical) dan Akbar Tandjung.

Menurut Yunarto, jika Agung terpilih, maka kasusnya bisa seperti pada tahun 2005 ketika Jusuf Kalla mengambil posisi ketum dari Akbar Tandjung. Sosoknya menurut Yunarto, akan berpengaruh pada posisi Golkar ke depan. Golkar tuturnya, akan merapat pada koalisi dengan pemerintahan Jokowi-JK.

Akan tetapi menurutnya, Jokowi jelas telah menyebutkan koalisi tanpa syarat. Karenanya, posisi Golkar tidak akan sekuat seperti pada tahun 2005 untuk mendapatkan jatah posisi menteri di kabinet Jokowi.

Namun siapa dari ketiga kandidat itu yang paling kuat, Yunarto berpendapat itu tergantung pada momentumnya. Jika Munas diselenggarakan lebih cepat pada 2014, itu mengindikasikan bahwa wibawa Ical menurun. Sedangkan jika pada 2015 tuturnya, peluang MS Hidayat menang lebih kuat. Karena terdapat peluang untuk mengkonsolidasikan kekuatan internal partai.

Sementara itu, terkait perpecahan yang ada dalam faksi internal Golkar. Yunarto mengatakan, faksionasi selalu ada dan partai Golkar sudah terbiasa mengelola konflik.
Memang menurutnya, Ketum Golkar Ical seolah-olah memaksa menjadikan partai sebagai oposisi. Akan tetapi menurutnya, Golkar bukan genetik menjadi oposisi.

Ia menambahkan, Munas kemungkinan digelar pada 2015 karena saat ini Golkar masih membutuhkan Ical dan pengurus lamanya, untuk menetapkan orang-orang pada alat kelengkapan DPD I dan II. Seperti yang terlihat sejauh ini, DPD I belum melakukan perlawanan dan posisi Ical sampai saat ini masih kuat. Namun bukan tidak mungkin tuturnya, setelah alat kelengkapan diputuskan, posisi Ical akan semakin lemah dan akan mendorong dipercepatnya Munas partai.

Redaktur : Julkifli Marbun
Reporter : C73
BERITA TERKAIT
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar