REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali mengkritik langkah petinggi Nahdlatul Ulama (NU) yang membawa-bawa organisasi tersebut ke partai politik tertentu.
Menurut dia, NU secara organisatoris merupakan ormas Islam yang netral dari politik. Dengan adanya iklan kampanye dari pimpinan NU ke parpol tertentu maka telah menyalahi khittoh NU.
Kritik Suryadharma ini sepertinya terkait dengan munculnya iklan petinggi di PBNU dalam sebuah iklan bersama Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Di sisi lain dukungan ke PPP kembali muncul dari massa pendukung pemikiran dan perjuangan Gus Dur, yang dikenal dengan Gusdurian. Kelompok Gusdurian ini hadir di arena Mukernas ke II PPP di Bandung. Koordinator Nasional Gusdurian Tarso Ngudinugroho mengatakan dukungannya kepada PPP sebagai partai yang bisa menjadi simbol umat Islam dan tetap menjaga keberagaman serta toleransi seperti yang telah diajarkan Gus Dur.
Selain itu, Gusdurian memandang, keluarga Gus Dur melalui Istri Gus Dur Shinta Nuriyah, Yenni Wahid dan Inayah Wahid sudah memberikan sinyal positif dukungannya kepada PPP sebagai partai yang mendapat restu dari keluarga Gus Dur. Dari sini, Tarso dan komunitas Gus Durian pun komitmennya mendukung PPP.
"Saya sudah konsolidasi internal, agar Gusdurian satukan visi utk menangkan PPP." Gusdurian pun menginginkan Mukernas PPP agar mengusung nama Yenni Wahid sebagai capres yang akan diputuskan dalam keputusan mukernas nanti.