Jokowi Pisau Bermata Dua Bagi PDIP?
Sabtu , 15 Feb 2014, 16:07 WIB
Republika/Yogi Ardhi
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dikatakan 'petaka' politik juga sekaligus berkah di internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI -P). Itu dikemukakan peneliti politik dari Reading Indonesian Project (Ripro) di Universitas Paramadina, Koesworo Setiawan.

Menurutnya, mencuatnya dukungan terhadap Jokowi untuk dijadikan calon presiden dalam pemilihan umum (pemilu) 2014 dari PDIP, mengancam riwayat politik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. Langkah Jokowi, pun juga bakal mengakhiri tradisi pengkultusan terhadap generasi Soekarno.

"Jokowi ini sudah menjadi pisau bermata dua bagi PDI P,"kata dia saat dihubungi, Sabtu (15/2). 

Artinya, Koesworo menerangkan, dengan mencalonkan Jokowi dari internal partai, itu akan melukai perasaan politik para kader loyal sang ketua umum. Sebab, Mega pun, masih punya taji untuk maju sebagai capres. 

Akan tetapi, dinilai Koesworo, Mega sudah pasti kalah. Sedangkan, jika Jokowi tak dicalonkan, bakal membawa 'kapal poltik' partai wong cilik itu, kandas dan karam.

Koesworo mengatakan, tidak bisa dipungkiri, bahwa Jokowi adalah ikon terpopuler sepanjang tahun politik terakhir dan sekarang. Dia meyakini, tak satu pun hasil survei kredibel tentang capres, yang menempatkan Jokowi di luar ring angka 35 - 30 persen dalam tingkat keterpilihan capres mendatang.

Fakta statistik itu adalah modal politik paling mumpuni, bagi Jokowi untuk dicalonkan. Sementara, tokoh lain, jauh dibawah bekas Wali Kota Surakarta itu. Di tempat kedua pun, dikatakan Koesworo, bukan nama Mega yang muncul. Melainkan tokoh lain, seperti Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subiakto. Untuk itu, kata dia, PDI P tidak punya pilihan. ''Mau tidak mau PDI P hanya punya Jokowi (untuk dicalonkan),'' ujar dia. 

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : bambang noroyono
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar