Musim Kampanye, Pedangdut Panen
Rabu , 19 Mar 2014, 23:02 WIB
Caleg Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang juga pedangdut Camelia Panduwinata Lubis alias Camel Petir berkampanye di GOR Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (17/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi dangdut Gytha Kharda de'Mocca mendulang panen pada musim kampanye pemilu 2014. Saat ini, banyak tawaran naik panggung dan ia pun menghasilkan lebih banyak uang dibandingkan hari biasa.

"Kalau musim kampanye begini beda, misal dari tarifnya. Kalau di sini (Jakarta), itu sekitar Rp 3 juta-R p4 juta per penampilan. Kalau ke luar kota sekitar Rp 10 juta-Rp 15 juta," katanya di sela kampanye terbuka Partai Hanura di GOR Sunter, Jakarta Utara, Rabu (19/3).

Penyanyi berusia 24 tahun itu mengaku sudah tiga kali naik panggung untuk partai pimpinan Wiranto tersebut di musim kampanye kali ini.

Gytha mengaku telah menerima sejumlah tawaran dari partai lain. Seperti Partai Golkar (tampil di Bangka), Partai Gerindra (tampil di Jambi), dan Partai Nasdem (tampil di Jakarta).

Biasanya, penyanyi dangdut yang mengusung "Gobek" (Goyang Bebek) berduet dengan rekannya yang berada di bawah naungan Bandar Dangdut Management. Mereka kerap tampil di acara semisal resepsi pernikahan.

"Kalau bukan kampanye, biasanya duo kami dijual manajemen dengan tarif Rp 35 juta untuk satu kali tampil," ujarnya.

Nilai tersebut diakuinya memang lebih besar. Namun, tarif yang terbilang tinggi itu harus dibagi dua dengan rekan duetnya. Penyanyi berpotongan rambut bob asimetris itu menyatakan tetap antusias menyambut masa kampanye, meski tawaran yang datang tidak seramai pemilu sebelumnya.

"Kalau tawaran sih lebih ramai pemilu 2009, soalnya sekarang sudah banyak persaingan artis yang mau manggung di luar kota. Apalagi, dulu kan kita masih pakai tarif dipukul rata jadi masih ramai tawaran. Dulu tarif Jakarta atau luar kota sama, sekarang enggak," tuturnya.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar