Video "Blusukan" Ical ke Maladewa Dibawa ke Rapimnassus Golkar
Rabu , 26 Mar 2014, 19:15 WIB
Youtube
Footage video liburan Ical

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Video pelesir calon presiden dari Golkar Aburizal Bakrie (Ical) bersama artis kakak beradik Marcella Zalianty dan Olivia Zalianty plus Aziz Syamsudin berbuntut panjang.  Koordinator Bidang Kepemudaan DPP Partai Golkar, Yorrys Raweyai mengakui hal ini sangat berdampak kepada semangat kader Golkar. 

 

“Video itu, sekarang sudah ditonton oleh hampir 800 ribu orang. Ini juga mempengaruhi popularitas ARB, terlebih dengan diangkatnya lagi kasus Lapindo lewat pemberitaan. Jadi memang harus ada forum untuk melakukan evaluasi. Nah, di Rapimnassus yang digelar setelah pemilu legislatif, pasti akan dibahas permasalahan ini,” kata Yorrys,  saat dihubungi, Rabu (26/3),

 

pengamat politik, Prayudi Setiadharma memprediksi  video ini memang sengaja didesain untuk dijadikan sebagai alasan untuk mengevaluasi pencapresan Ical. Lebih jauh Prayudi menilai, beredarnya video tersebut kemungkinan bisa  dilakukan oleh internal Partai Golkar atau bahkan dari kubu ARB sendiri. 

 

“Alasan utamanya saya lihat adalah karena pencapresan Jokowi oleh PDIP dan trend survei selalu menempatkannya di atas. Kita harus akui, sekeras apa pun  usaha dari Golkar, terutama dari kubu ARB, hasil surveinya tidak menggembirakan. Kalau dipaksakan terus, sangat mungkin akan gagal dan akan berdampak buruk reputasi partai,” jelasnya.

 

Bukan tidak mungkin, kata Prayudi, ada internal partai yang ingin menjadikan video ini sebagai alasan kuat untuk melakukan evaluasi. “Sebaliknya, ARB bisa jadi ingin memberikan alasan yang masuk akal agar bisa mundur dari pencapresan selain dari alasan tidak mau kalah bersaing dengan Jokowi. Semua kemungkinan bisa terjadi,” papar Prayudi.

Redaktur : Muhammad Fakhruddin
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar