Ical dan Agung Laksono Beda Sikap Soal Mitra Koalisi?
Jumat , 28 Mar 2014, 14:24 WIB
Antara/Rosa Panggabean
Agung Laksono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada perbedaan sikap yang ditunjukkan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan Wakil Ketua Umumnya Agung Laksono soal mitra koalisi di Pilpres 2014.

Kalau beberapa waktu lalu, Ical sempat beberapakali melakukan pertemuan dan melakukan jumpa pers bersama dengan para petinggi PKS, tapi Agung Laksono justru mengeluarkan pernyataan Golkar memilih berkoalisi dengan partai nasionalis.

Wakil Ketua Umum Golkar, Agung Laksono mengatakan, pihaknya tidak menolak adanya koalisi dengan parpol berbasis Islam, hanya ada perbedaan mendasar antara ideologi nasionalis dan keagamaan. Menurut dia, pihaknya lebih mengarahkan koalisi ke parpol nasionalis.

“Kenapa harus dengan PKS, jauh sekali perkiraannya. Saya tidak menolak koalisi dengan parpol Islam, kami ini partai nasionalis, apa masuk dengan flatfrom parpol religius,” kata Agung saat ditanya adanya kemungkinan koalisi bersama PKS, di Kantor Kemenko Kesra, Jumat (28/3).

Terkait evaluasi pencapresan Ketum Golkar Aburizal Bakrie, kata dia, masih menunggu hasil pileg nanti. Adanya pencalonan wakil Presiden untuk parpol lain masih dianggap sebuah wacana. Pemetaan politik diperkirakan baru bisa terlihat setelah hasil perolehan suara terdeteksi.

Dia menjelaskan, kalau memang hasil pileg nanti, Golkar mempunyai suara signifikan, pihaknya siap bersaing.  Namun, kalau dinilai rendah, akan ada koalisi bersama parpol tertentu. Menurut dia, momentum sekarang belum tepat untuk membicarakan kemana arah Golkar nanti.

“Yang pasti, kalau Golkar sudah mencalonkan satu paket dalam satu partai, tidak akan ada lagi calon lain di partai lain. Contohnya ARB dengan figur lain, kemudian JK dengan figur lain lagi, dan Akbar Tanjung dengan figur berbeda dari keduannya,” kata dia.

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Andi Mohammad Ikhbal
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar