Mandat Pencapresan Jokowi Bisa Ditarik Lagi
Senin , 31 Mar 2014, 15:31 WIB
Antara/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah simpatisan berebut bersalaman dengan calon Presiden Joko Widodo, saat mengikuti kampanye PDIP di Lapangan Mulyorejo, Malang, Jawa Timur, Ahad (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) sudah memberikan mandat kepada Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi calon presiden. Namun, pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai mandat itu masih bisa ditarik atau dikembalikan.

"Karena ini mandat, maka sangat dinamis. Bisa saja Jokowi menyerahkan atau Mega menarik mandat itu," ujar Emrus, dalam acara diskusi hasil survei Pusat Kajian Pancasila, Hukum, dan Demokrasi (Puskaphdem) Universitas Negeri Semarang, di Jakarta, Senin (31/3).

Emrus menilai, seharusnya Mega mengusung Jokowi dalam bentuk Surat Keputusan (SK). Menurut dia, SK menunjukkan sifat yang lebih formal ketimbang hanya surat mandat.

Dengan bentuk surat mandat, ia mengkhawatirkan penunjukkan Jokowi hanya untuk mengangkat elektabilitas PDIP sebelum penyelenggaraan Pemilu Legislatif (Pileg). "Nanti bisa jadi calon presiden itu Jokowi, bisa jadi bukan," kata dia.

Sebaiknya, menurut Emrus, Mega segera membuat SK partai dalam pemberian mandat kepada Jokowi. Ia menilai, langkah itu akan lebih memberikan kepastian pada masyarakat mengenai pencalonan Jokowi. Jangan sampai, menurut dia, muncul persepsi lain.

"Jangan ada persepsi publik itu Mega hanya melihat elektabilitas," kata dia.

Emrus menilai, politik sangat dinamis. Karena itu, ia mengatakan, penarikan mandat atau penyerahan dari Jokowi masih mungkin terjadi. Karena, menurut dia, realitas yang terpampang hanya yang terlihat di mata publik. Ia mengatakan, bisa saja ada negosiasi tertentu antara Mega dan Jokowi yang tidak terungkap di belakang layar.

Jangan sampai, menurut Emrus, ada manuver yang terjadi ke depan. Ia mengatakan, Mega dan PDIP harus konsisten dengan mandat yang diberikan kepada Jokowi. Karena apabila ada 'permainan' dalam pemberian mandat itu, menurut dia, PDIP akan menanggung risiko besar.

"Kalau mandat dimainkan dalam tanda kutip. Masyarakat akan kecewa pada PDIP," kata dia.

Emrus sebenarnya memberikan apresiasi kepada Mega. Ia mengatakan, Mega sebagai ketua umum ternyata memberikan kepercayaan kepada tokoh partai yang lebih muda, yakni Jokowi.

"Ini kita bangga Mega memberikan anak muda menjadi calon presiden. Tapi lebih kuat dengan membuat SK," ujar dia.

Redaktur : Hazliansyah
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar