REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan (PDIP) sudah resmi mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden. Setelah Jokowi resmi menjadi capres, nama beberapa tokoh diwacanakan untuk menjadi pendampingnya. Salah satu nama yang muncul adalah Jusuf Kalla (JK).
Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai JK sosok potensial. Namun, menurut dia, ada hambatan tersendiri apabila JK menjadi pendamping Jokowi. "Ada persoalan psikologis," kata dia, selepas acara diskusi di Jakarta, Senin (31/3).
Faktor senioritas, menurut Emrus, menjadi persoalan. JK merupakan politisi senior Partai Golkar dan pernah menjabat sebagai wakil presiden. Ia menilai, persoalan usia juga dapat menjadi kendala. "Di Amerika (Serikat) tidak masalah. Kalau di kita, rasa sungkan itu masih ada," kata dia.
Karena itu, Emrus menilai, Jokowi tidak terlalu pas jika disandingkan dengan JK. Meskipun, ia berpandangan, Jokowi harus mempunyai pasangan ideal yang dapat melengkapi. "Jokowi sangat budaya Jawa, Indonesia. Saya tidak yakin dia bisa mengatur wapres yang lebih tua dari dia. Ada hambatan, gak enakan," ujar pengajar di Universitas Pelita Harapan itu.