Gus Solah: Memilih Parpol Islam Berangkat dari Cak Nur
Selasa , 01 Apr 2014, 20:08 WIB
Salahuddin Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Ponpes Tebuireng, KH Solahudin Wahid, menyatakan seruan agar umat Islam memilih parpol Islam berangkat dari kegelisahan (alm) Prof Nurcholish Madjid atau Cak Nur.

Dulu, jelas Gus Solah, almarhum mengutarakan kekuatan parpol Islam harus menjadi penyeimbang kekuatan nasionalis. Jadi, jangan sampai parpol Islam minim dukungan. “Ini menjadi kegelisahan bersama,” ujar Gus Solah.
 
Yang jelas, seruan agar umat mencoblos parpol Islam harus berdampak signifikan. Hal ini harus mampu menyemangati umat Islam untuk mendukung parpol Islam. “Saat ini pemilu sudah dekat. Kami berharap ada pengaruh,” jelasnya. Erdy Nasrul

Ketua Umum Majlis Intelektual Ulama Muda Indonesia, Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, menyatakan saat ini pemikiran Islam sudah mengarah kepada keberpihakan terhadap parpol Islam. “Sekarang ini Islam yes partai Islam juga yes,” paparnya.

Pendapat itu diutarakannya dalam sejumlah perhelatan pemikiran Islam tingkat internasional di berbagai negara. Pihaknya menyatakan ada saja yang pesimistis terhadap kekuatan parpol Islam, namun pandangan seperti itu cukup dijadikan masukan yang kemudian harus diimbangi dengan semangat kekuatan parpol Islam.

Menurutnya akan sayang sekali jika umat Islam tidak menggunakan hak suaranya pada pemilu. Semangat islam yes dan partai Islam yes juga, harus direalisasikan dengan mencoblos parpol Islam. “Ini untuk membangkitkan sekaligus memperkuat eksistensi parpol Islam,” jelas Hamid.
 
Jika umat Islam golput, kemudian mereka yang tidak berpihak pada Islam justru mencoblos, maka umat Islam akan kalah pada pemilu tahun ini. Nantinya dinamika masyarakat Islam akan merugi. “Jangan sampai seperti ini,” paparnya.

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Erdy Nasrul
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar