Anas Tunggu Waktu Tepat Bongkar Audit Dana SBY di Pilpres 2009
Selasa , 08 Apr 2014, 20:26 WIB
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menunjukkan laporan kampanye SBY saat tiba di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (28/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengacara Anas, Handika Honggowongso mengatakan, Anas akan segera melaporkan data audit akuntan independen mengenai dana kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.

"Soal itu kami siapkan  saat yang tepat, maka 'semua akan bergerak' termasuk itu data audit," kata Handika melalui pesannya, Selasa (8/4).

Handika justru mempertanyakan komitmen KPK untuk menindaklanjuti data audit akuntan independen tersebut. Menurut dia, data tersebut terindikasi ada kaitannya dengan salah satu kasus yang tengah ditangani KPK. "Sesungguhnya dalam data audit itu ada 'kunci' untuk membuka topeng penguasa dalam kasus yang tengah disidik dan disidang di Pengadilan Tipikor oleh KPK," kata dia.

Saat memenuhi panggilan KPK, Senin (7/4), Anas kembali mengatakan, adanya dugaan penyumbang fiktif dalam dana kampanye SBY. Menurut dia, menjadi tugas KPK untuk menelusuri lebih jauh mengenai data tersebut. Termasuk adanya kemungkinan data tersebut terkait dengan skandal kasus korupsi Bank Century.

Menurut Handika, perlu keberanian KPK untuk menindaklanjuti informasi dari kliennya. "Sangat dibutuhkan nyali dan keahlian yang ekstra. Jadi intinya kami lagi menyimak situasi yang ada, untuk menentukan langkah selanjutnya," ujar dia.

Setelah mempelajari data audit tersebut, Anas meyakini, dana kampenye SBY-Boediono tidak clean dan clear. Menurut dia, ada penyumbang sesungguhnya yang justru tidak tercantum dalam laporan dana kampanye. Karena itu, ia juga meyakini, data tersebut dapat berkaitan dengan dugaan tindak pidana. "Setelah ditelaah (nanti oleh KPK), saya yakin itu bisa masuk pada tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang," kata Anas. 

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar