REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parpol Islam diharapkan berkoalisi. Koalisi ini akan membangun kekuatan baru pembangunan Indonesia ke depan.
Dir Eksekutif Polcomm Institute, Heri Budianto, menyatakan publik mengharapkan parpol Islam berkoalisi, karena perolehan suara mereka sangat besar. Publik sangat menginginkan parpol Islam mengusung capres sendiri. Jika koalisi terealisasi akan membuat kontestasi pada pilpres semakin menarik. "Tentu akan membuat kejutan, tapi inilah yang diharapkan publik," jelasnya, saat dihubungi, Kamis (10/4).
Publik juga menginginkan parpol Islam memiliki taring di parlemen. Mereka menjadi penentu pengambilan keputusan di parlemen. Di tangan merekalah produk legislasi yang dihasilkan bermanfaat dan pro terhadap pembangunan bangsa Indonesia menjadi lebih baik. "Parpol Islam menjadi tumpuan dan harapan," jelasnya.
Heri menyatakan saat ini adalah momentum yang tepat bagi parpol Islam untuk menyatu, membentuk kekuatan sendiri. Kesatuan parpol Islam akan menjadi kekuatan tersendiri yang mengkhawatirkan pihak lain. Peta pilpres nantinya tidak hanya bergantung kepada Jokowi, Ical, dan Prabowo, tapi juga ada capres dari parpol Islam yang kemungkinan menjadi kuda hitam. "Ini membangun posisi tawar tinggi," imbuhnya.
Ketum PKB, A Muhaimin Iskandar, menyatakan tidak menutup kemungkinan koalisi parpol Islam terbentuk. Pihaknya terlebih dahulu menjajaki koalisi dengan parpol nasionalis yang ada. "Kalau nanti tidak ada titik temu, bisa saja kita bentuk koalisi atau poros tertentu," jelas Imin.