PKB: Sangat Mungkin Koalisi Parpol Islam Usung Capres Sendiri
Sabtu , 12 Apr 2014, 16:41 WIB
Republika/Tahta Aidilla
Ketua FPKB Marwan Jafar(kanan), Sekertaris FPKB Hanif Dakhiri (kiri) menunjukan buku usai berikan laporan tahunan fraksi di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Helmy Faishal Zaini mengatakan, komunikasi dengan parpol berbasis Islam telah dilakukan sebelum Pemilu Legislatif 2014 dilakukan. Format koalisi secara lebih serius akan dibahas jika perolehan resmi suara parpol Islam signifikan.

"Jauh sebelum pemilu sudah ada komunikasi secara informal dengan teman-teman dari kaukus partai Islam. Format koalisi ke depan baru akan dirumuskan kalau ada perolehan signifikan," kata Helmy di Jakarta, Sabtu (12/4).

Menurutnya, ada empat parpol yang bisa dimasukkan dalam koalisi partai Islam. Yakni PKB, PAN, PPP, dan PKS dengan perolehan suara gabungan sementara sekitar 30 persen. Namun sampai saat ini belum mengerucut terkait siapa yang akan memimpin koalisi. 

Meski begitu, PKB menurut Helmy mencoba realistis melihat waktu yang tersisa setelah pileg menuju pemilu presiden. Jika ada tokoh yang diusung sebagai capres dari koalisi parpol Islam, harus dipertimbangkan elektabilitasnya. 

 Selain itu, kesamaan basis dan visi tidak menjadi jaminan parpol Islam memiliki kesamaan dalam membaca konteks koalisi ke depan. Hanya saja, PKB akan tetap mempertimbangkan dalam kurun waktu 10 hari ke depan.

"Misalnya terjadi penurunan drastis dari capres yang saat ini kami anggap sangat kuat. Sangat mungkin, masih sangat mungkin koalisi parpol Islam usung calon sendiri," kata Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu.

PKB, lanjut dia, jika koalisi jadi dilakukan sudah menyiapkan beberapa nama. Seperti Mahfud MD, Rhoma Irama, hingga yang paling terakhir Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Ira Sasmita
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar