Golkar Tak Haram Evaluasi Pencapresan Ical
Sabtu , 12 Apr 2014, 18:47 WIB
Republika/ Wihdan
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie melambaikan tangan usai memantau penghitungan cepat di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana evaluasi Ketua Umum DPP Partai Golkar Abu Rizal Bakrie atau Ical untuk jadi calon presiden (capres) dari partai itu mendapat dukungan dari pimpinan tingkat daerah.

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar di Sulawesi Selatan mengatakan, modal suara pileg yang rendah, membuat peluang Ical menang dalam pilpres semakin sulit.

"Tidak haram bagi rapimnas (rapat pimpinan nasional) nanti untuk mengevaluasi itu (pencalonan Ical). Kalau memang harus dievaluasi, ya enggak masalah," kata Wakil Ketua DPD I Golkar Mohammad Roem, saat dihubungi RoL, Sabtu (12/4).

Ia mengatakan, akan membawa suara evaluasi itu, dengan lebih dahulu berkordinasi lewat DPD II, di Sulawesi Selatan.

Roem memaparkan, memang belum ada pemberitahuan soal adanya jadwal rapimnas Pascapileg 2014. Tetapi, kata dia, forum tersebut memang semestinya ada.

Menurutnya, forum pertemuan tertinggi di partai itu, diperlukan, terutama melihat hasil suara Golkar, yang tidak mengalami perubahan dari hasil Pileg 2009.

Meski pun hasil itu tidak membawa partai dalam posisi mengkhawatirkan, akan tetapi,  stagnasi suara dinilai representasi kegagalan Golkar dalam pilpres nanti. "15 (14-an) persen hasil pileg itu, tidak cukup untuk Pak ARB (untuk bisa jadi presiden)," kata dia.

Menurut Roem, suara dari beberapa senior Golkar, agar perlu mengkaji ulang pencapresan tokoh partai, sebaiknya dibahas dalam rapimnas, yang katanya akan digelar Mei nanti. "Kita (partai Golkar) tidak bisa terus mengalami kekalahan seperti ini," ujar dia.

 

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Bambang Noroyono
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar