'Parpol Islam Akan Melebur dengan Nasionalis'
Ahad , 13 Apr 2014, 16:40 WIB
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parpol Islam akan melebur dengan partai nasionalis. Keduanya akan membentuk koalisi untuk mendukung capres partai nasionalis. Hal ini menandakan tidak adalagi dikotomi partai berbasis keagamaan dengan nasionalis.

"Mereka melebur, membentuk sinergi yang sangat bagus," jelas Pengamat Politik UNPAD, Muradi, saat dihubungi, Ahad (13/4). 

Nilai dan ajaran Islam melebur dalam tindakan dan kebijakan partai. Sifatnya menjadi universal. Siapapun dirangkul. Kebersamaan dikedepankan.

Muradi menilai peleburan ini menandakan tidak adalagi dikotomi antara keduanya. Kedua partai sudah sama-sama memiliki agenda meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. 

Pengusungan figur untuk caprespun sudah tidak lagi mempermasalahkan dikotomi keduanya. Untuk saat ini, pihaknya melihat parpol Islam akan mendukung capres nasionalis. 

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memprediksi PKB berkoalisi dengan PDIP dan Nasdem. Mereka akan memperkuat capres Jokowi. Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, memperkirakan partai banteng moncong putih meraih 106 - 116 kursi di DPR RI. 

"Masih kurang enam kursi lagi," jelasnya. kehadiran PKB dengan 46-56 kursi, plus Nasdem dengan 34 - 44 kursi, akan memperkuat pencapresan Jokowi. Selain itu, koalisi ini juga nantinya akan semakin memperkuat suara legislatif hingga lebih dari 30 persen.

Adjie kemudian memprediksi koalisi untuk pencapresan Aburizal Bakrie (ARB). Menurutnya, Golkar bisa berkoalisi dengan PPP, Hanura, PKS, dan Demokrat. "Ini prediksi ya," jelasnya. 

PPP, Demokrat, dan PKS, juga dimungkinkan mendukung pencapresan Prabowo yang kini menjadi Ketua Dewan Pembina Gerindra. Partai berlambang Garuda ini juga bakal mendapat tambahan koalisi dari PAN. 

 

Redaktur : Hazliansyah
Reporter : Erdy Nasrul
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar