Tiga Koalisi Besar Diprediksi Akan Terbentuk Jelang Pilpres 2014
Ahad , 13 Apr 2014, 17:38 WIB
Republika/Tahta Aidilla
Partai Politik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saiful Mujani Research & Consulting (RMSC) memperkirakan ada tiga koalisi ke depan selepas pemilu legislatif. Namun, RMSC juga masih membuka kemungkinan akan terbentuknya koalisi keempat.

Direktur Riset SMRC Djayadi Hanan menyebut koalisi pertama adalah 'Gotong Royong Perjuangan Bangsa. "Terbentuk dari PDIP (PDI Perjuangan), PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), dan NasDem," kata dia, dalam pemaparan hasil quick count dan exit poll di Cikini, Jakarta, Ahad (13/4).

Berdasarkan hasil hitung cepat SMRC, PDIP berada pada posisi pertama dengan perolehan 18,9 persen. Sementara PKB memeroleh 9,07 persen dan NasDem 6,68 persen.

Gabungan ketiga partai ini sudah cukup untuk menembus presidential threhold. Djayadi menilai, peluang PDIP bekerja sama dengan PKB terbuka. "PDIP lebih memerlukan basis massa Islam," kata dia.

Sebaliknya, PKB, menurut Djayadi, kemungkinan lebih mempertimbangkan kemenangan dalam Pilpres. Sehingga, ia mengatakan, partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu lebih condong ke PDIP, ketimbang Gerindra.

Pasalnya, PDIP dinilai lebih potensial untuk menang dengan capresnya Joko Widodo (Jokowi). "Daripada dilamar Gerindra mending PDIP," kata dia.

Djayadi mengatakan, poros koalisi kedua adalah Gerindra. SMRC menamakannya dengan 'Koalisi Gerakan Amanat Nasional'. Kemungkinan dalam koalisi ini adalah Gerindra akan menggandeng Partai Amanat Nasional (PAN). Berdasarkan hasil hitung cepat SMRC, Gerindra memeroleh 11,96 persen dan PAN 7,65 persen.

Menurut Djayadi, PAN sebenarnya dapat berharap dilamar oleh PDIP. Karena PDIP ada kenderungan ke PKB, terbuka kemungkinan lain. PAN dapat tetap bergabung atau memilih koalisi dengan partai lain. Di sisi lain Gerindra juga butuh PKB.

Namun karena sudah ada PDIP, Gerindra membuka peluang bergabung dengan PAN. "Mungkin sekali Gerindra memerlukan PAN," kata dia.

Koalisi ketiga dinamakan 'Koalisi Karya Demokrat'. Menurut Djayadi, ada kemungkinan Golkar akan menggandeng Partai Demokrat. Dari hasil hitung cepat, Golkar berada di tempat kedua dengan perolehan 14,97 persen. Sedangkan Partai Demokrat mendapat 10,02 persen. "Sepertinya Golkar akan lebih cocok dengan Demokrat karena chemistry-nya ada," ujar dia.

Djayadi mengatakan, suara Demokrat memang jatuh. Akan tetapi, partai belambang bintang mercy itu masih punya tokoh seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan jaringan kekuasaan. Namun di sisi lain, Partai Demokrat juga masih berpotensi untuk membuat koalisi keempat dengan menggandeng partai menengah lainnya. "Karena tinggal butuh dua partai untuk dari sisi kursi (parlemen)," kata dia. 

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Irfan Fitrat
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar