Akbar: Pencapresan Ical Tak Bisa Dipaksakan
Ahad , 13 Apr 2014, 18:49 WIB
Republika/Yasin Habib
Akbar Tandjung menjadi pembicara dalam diskusi politik di Komplek Parlemen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Evaluasi pencalonan presiden Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dalam Pilpres 2014 dimungkinkan. Hal tersebut mengacu pada hasil hitungan suara partai beringin dalam pileg, Rabu (9/4).

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan, pencapresan Ical dari Golkar tidak mungkin dipaksakan. Hal itu, melihat perolehan suara partai dalam pileg yang tidak mendukung.

''Kalau seandainya Partai Golkar tidak bisa mencalonkan presiden secara langsung karena kursinya tidaklah cukup. Maka patut dibicarakan kembali pencapresan itu,'' kata Akbar, saat ditemui di kediamannya, di Jakarta, Ahad (13/4).

Diterangkan Akbar, ada dua persoalan yang harus tuntas di internal Golkar sebelum pilpres digelar. Pertama, kata bekas Ketum Partai Golkar ini, melakukan evaluasi internal partai Pascapileg 2014.

''Memang, Golkar sudah berencana mengadakan rapimnas setelah hasil pileg ada,'' ujar dia. Rapimnas tersebut, dikatakan dia, akan meminta penjelasan dari Ical tentang gagalnya target perolehan suara partai dalam pileg.

Diterangkan Akbar, rapimnas 2012 memberi target yang tidak mudah untuk Pemilu 2014. Kata dia, partai itu mematok perolehan suara pileg sebesa 27 - 35 persen suara nasional.

Kalkulasi rencana politik itu, dimaksudkan agar Golkar punya kuasa atas lebih 170 dari 560 total kursi di DPR RI. Harapan itu pun sejurus dengan keputusan rapimnas dua tahun lalu itu yang menetapkan, Ical sebagai capres dari partai di pilpres 2014.

Tapi, hasilnya, dinilai Akbar, jauh panggang dari api. Golkar dinilai mengalami stagnasi, kalau tidak ingin dinilai sebagai kemerosotan. Catatan di Akbar, berdasarkan hasil hitung cepat oleh tiga lembaga survei, dikatakan dia, justru Golkar cuma memperoleh sekira 14 persen suara.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Bambang Noroyono
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar