Akbar Tandjung: Parpol Islam Belum Terlambat Usung Capres Sendiri
Ahad , 13 Apr 2014, 20:25 WIB
Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar, Akbar Tandjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai politik (parpol) berbasis Islam dinilai dapat bersatu untuk mengusung calon presiden (capres) sebagai alternatif pilihan.

Pandangan tersebut dikatakan oleh politisi senior Akbar Tandjung. ''Kalau sendainya bisa, kekuatan mereka itu tinggi,'' ujar Akbar, saat ditemui di kediamannya, di Jakarta, Ahad (13/4).

Bekas Ketua DPR RI itu mengatakan, koalisi parpol Islam adalah kekuatan besar di tahun politik saat ini. Menurutnya, partai-partai komunitas Islam yang ternyata bisa mendapat dukungan hingga 30 persen dalam pemilihan umum legislatif (pileg) 2014 sungguh menarik.

Dikatakan Akbar, gabungan suara kelompok tengah itu seharusnya bisa mengajukan capresnya sendiri. Dia menjelaskan, tidak sulit membawa parpol Islam ini agar bisa berkoalisi. Dengan platform ideologi yang pasti sama, yakni Islam-Nasionalis, maka, dikatakan dia, cukup hanya dengan melakukan komunikasi antar ketua-ketua umum.

Kata dia, petinggi-petinggi parpol Islam itu, masih punya waktu untuk melakukan pendekatan dan komunikasi, agar bisa memunculkan satu pasangan capres dari gari tengah.

Meski demikian, persoalannya kata dia, sulit mencari tokoh yang bisa diterima oleh semua parpol Islam. Akan tetapi, kebuntuan mencari tokoh itu bisa saja dengan memberikan alternatif capres berupa pengajuan tokoh-tokoh nonstruktural partai.

Sebab menurut dia, tokoh politisi senior Islam dari kelompok poros tengah itu, lebih mudah diterima.''Bisa juga tokoh-tokoh Islam dari luar partai, yang sangat dekat dengan kultur ke-Islaman. Sangat dekat juga dengan partai-partai Islam ini,'' ujarnya.

Akan tetapi, dia mengatakan, tokoh itu yang jelas bukan dirinya. ''Saya, ndak lah. Saya ndak bisa menyatakan diri siap dicapreskan dari mereka (koalisi Islam). Tadi itu hanya pandangan pribadi saja.'' n Bambang Noroyono 

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Bambang Noroyono
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar