PKB Bantah Khianati Rhoma Irama, Mahfud MD dan JK
Senin , 14 Apr 2014, 13:33 WIB
Republika/Edwin Dwi Putranto
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membantah mengkhianati tiga bakal capres yang mereka gadang-gadang selama pemilu legislatif 2014. 

Ketua DPP PKB bidang Politik, Marwan Jafar mengatakan, saat ini partainya terus mengomunikasikan peluang Mahfud MD, Rhoma Irama, dan Jusuf Kalla menjadi cawapres. "Semuanya (Mahfud, Rhoma, JK) kita tawarkan ke masing-masing capres," kata Marwan saat dihubungi RoL, Senin (14/4).

Para bakal capres yang dijajaki PKB adalah Joko Widodo (Jokowi/ PDIP), Aburizal Bakrie (Ical/ Golkar), dan Prabowo Subianto (Gerindra). Sampai saat ini belum ada jawaban dari ketiga bakal capres atas tawaran yang diajukan PKB. 

Selain nama Mahfud, Rhoma, dan JK, muncul juga nama Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar sebagai cawapres dari PKB. Marwan menyatakan nama Muhaimin muncul dari internal PKB sendiri. 

Muhaimin dianggap berhasil meningkatkan perolehan suara PKB. Marwan menjelaskan, yang terpenting, saat ini Muhaimin berposisi sebagai Ketua Umum PKB. "Kalau ketum partai kan bisa langsung mengontrol anak buah di parlemen," katanya.

Marwan membantah wacana mengusung Muhaimin dianggap sebagai upaya PKB melupakan jasa-jasa Mahfud, Rhoma, dan JK selama pileg 2014.

Dia berpendapat wacana PKB mengkhianati tiga tokoh tersebut sengaja digulirkan oleh orang-orang yang tidak menyukai PKB. Menurutnya, diterima atau tidak usulan PKB mengajukan cawapres sangat bergantung pada putusan para bakal capres.

 "Apakah capresnya menerima atau tidak (cawapres PKB), kita sudah berjuang. Jangan salah persepsi kita mengkhianati mereka bertiga," ujarnya

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar