Internal PPP Diserukan Islah
Selasa , 15 Apr 2014, 16:48 WIB
Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,
Suryadharma mengindikasi ada pihak di luar PPP yang berusaha menggoyang partai

JAKARTA — Kehadiran Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali ke kampanye terbuka Partai Gerindra di Gelora Bung Karno, Jakarta, berbuntut panjang. Wakil Ketua Umum DPP PPP Emron Pangkapi melancarkan kritik keras dan sebanyak 27 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP menyerukan pertanggungjawaban Suryadharma.

Atas adanya gejolak internal ini, Sekretaris Jenderal DPP PPP M Romahurmuziy memberikan bantahan. Ia menyangkal kabar adanya manuver politik dari pihak tertentu di internal partainya. “Yang ada hanya perbedaan dalam memaknai kehadiran ketua umum ke Gelora Bung Karno saat kampanye terbuka,” kata politisi yang akrab dipanggil Romy itu dalam keterangan pers tertulisnya, kemarin.

Romy juga membantah adanya upaya pemakzulan terhadap Suryadharma. Wacana akan adanya pemecatan fungsionaris PPP pun disangkal anggota DPR RI dari Fraksi Partai PPP itu.

Namun, ia tidak menampik adanya perbedaan pendapat dalam partai berlambang Ka’bah tersebut. “Penyelesaian beda pendapat ini akan dilakukan secara musyawarah menuju islah,” ujarnya.

Menurut Romy, PPP sudah berpengalaman dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Ia berharap perbedaan kali ini pun dapat diselesaikan dengan damai dan bermartabat. “PPP akan segera menyelesaikan perbedaan pendapat ini,” kata Ketua Komisi IV DPR RI itu.

Langkah politik yang dilakukan Suryadharma dengan datang ke kampanye terbuka Partai Gerindra dinilai memengaruhi perolehan suara PPP pada pemilu legislatif (pileg) tahun ini. Berdasarkan hasil hitung cepat Saiful Mujani Research & Consulting, PPP mendapat perolehan suara 6,32 persen. Sedangkan, DPP PPP sebelumnya menargetkan raihan suara lebih dari 10 persen.

Suryadharma Ali mengindikasi ada pihak di luar PPP yang berusaha menggoyangkan partai berlambang Ka’bah ini untuk mencari peluang kekuasaan di pemilu presiden (pilpres) mendatang. Namun, ia enggan mengungkapkan siapa pihak luar tersebut. 

Menurutnya, pihak luar itulah yang saat ini berusaha menggoyang PPP seolah memvonis dirinya dan Djan Faridz salah mengambil langkah politik ketika menghadiri kampanye akbar Gerindra bersama Prabowo Subianto di Gelora Bung Karno 23 Maret lalu. Suryadharma mengatakan, kesalahan yang dituduhkan kepada dirinya dan Djan Faridz terlalu mengada-ada.
 
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia  (LIPI), Siti Zuhro, mengatakan bahwa menjelang pilpres, PPP harus solid atau akan kehilangan kredibilitas di kalangan publik dan parpol lain. Adanya dukungan Suryadharma Ali ke Prabowo Subianto dan dukungan DPW PPP ke Joko Widodo dinilai menjadi preseden buruk. “Konstituen PPP nanti akan menganggap parpol tersebut pragmatis dan oportunis,” ujar Siti.

Parpol lain pun, dia menambahkan, akan bingung bila suara PPP tak juga bersatu. Saat mereka ingin mengajak koalisi, tidak ada pihak yang bisa dipercaya. Sebab, ketua umum dan anggota parpol tidak mempunyai kesepahamanan yang sejalan.

Ketua Umum DPP Partai Gerindra Suhardi mengatakan bahwa konflik internal menjadi urusan rumah tangga PPP. Pihaknya enggan ikut campur dalam mengarahkan dukungan parpol berbasis massa Islam tersebut. “Apakah ada unsur pragmatis dari PPP, biarkan menjadi sikap internal partai,” katanya.

Redaktur : Muhammad Fakhruddin
Reporter : Andi Mohammad Ikhbal
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar