REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manuver Dewan Pertimbangan Partai Golkar dinilai mengabaikan soliditas. Kubu atau faksi di internal saling menjatuhkan, sehingga lebih sibuk mengurus internal partai. Golkar menjadi terkesan tidak solid.
"Tentu ini memberikan kesan tidak baik bagi konstituen," jelas Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari, saat dihubungi, Kamis (17/4).
Menurutnya, ada kesan yang muncul seakan tokoh-tokoh di internal Golkar menginginkan kekuasaan. Mereka masih menginginkan kursi cawapres untuk mendampingi capres dari partai lain. Menurutnya, ini dinilai berbahaya, karena akan mengancam konsistensi pemilih Golkar.
Qodari menjelaskan, tidak mungkin Golkar resmi memutuskan kadernya maju cawapres di partai lain. Kalau ada, maka pasti informal. Jika maju secara tidak resmi, ujarnya, maka nantinya akan menjadi permasalahan tersendiri karena tidak mungkin membawa perolehan kursi dan suara dalam pileg lalu.
Manuver politik Golkar lahir dari banyaknya tokoh. Kader Golkar sudah banyak yang memiliki basis massa dan kekuatan politik tersendiri.
Qodari menyatakan nasib Golkar bergantung sepenuhnya kepada tokoh dan faksi didalam. Jika sadar manuver mereka mengancam wibawa Golkar, maka seharusnya mereka menghentikan. Kalau masih juga seperti itu, maka akan menanggung akibatnya.