REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapimnas Partai Golkar yang akan membahas calon wakil presiden dari Partai Golkar diprediksi akan berlangsung panas. Penyebabnya banyak peinggi Golkar di Pusat dan Daerah yang mengkhawatirkan rendahnya elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical).
"Mereka khawatir Golkar akan kalah kalau ARB memaksakan pencapresan dirinya.
Ditambah lagi dengan rendahnya perolehan suara Golkar pada Pileg 9 April lalu," kata politikus senior Partai Golkar, Zaenal Bintang, Sabtu (19/4).
Kondisi ini, lanjutnya, membuat tingginya desakan dari kader-kader Golkar agar segera diadakan Rapimnas pada Mei,untuk membatalkan pencapresan Ical. "Dan DPP Golkar didesak supaya melalui Rapimnas ini segera menggodok sosok Cawapres dari Golkar. Peluang jadi Cawapres terbuka untuk Akbar Tandjung, JK, Priyo Budi Santoso, dan figur lain dari internal Golkar," papar dia.
Situasi kondisi internal Golkar yang diwarnai pro-kontra tersebut, kata Zaenal, diperkirakan akan membuat Rapimnas nanti menjadi runcing dan memanas oleh konflik dan parsaingan lintas faksi yg ada di tubuh Golkar. "Lintas faksi itu, Kelompok AT, JK, AL (Agung Laksono) dan ARB sendiri, yang akan bertarung menggunakan pengaruh mereka untuk menguasai Partai Golkar," jelas Zaenal.
Dalam forum Rapimnas Golkar pada Mei atau kemungkinan dipercepat akhir April, kata Zaenal, maka mau atau tidak mau harus ada agenda evaluasi. Evaluasi atas hasil Golkar yang meleset di Pileg dan sekaligus evaluasi atas pencapresan ARB akan terbuka lebar.
"Jika ARB memaksakan diri maju jadi Capres, dan kalah, maka kader Golkar kehilangan peluang emas jadi Wapres. Hal inilah yg menjadi sumber ketegangan di internal Golkar".