Golkar Disarankan untuk Mengusung Cawapres Saja
Sabtu , 19 Apr 2014, 17:08 WIB
Aburizal Bakrie dan Akbar Tandjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior Partai Golkar Zainal Bintang, meminta agar partai berlambang beringin itu bersikap realistis dalam Pilpres 2014. Ia menyarankan agar Partai Golkar mendorong Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Luhut Panjaitan, dan Priyo Budi Santoso untuk menjadi calon wakil presiden.

JK, Akbar, dan Luhut adalah tokoh senior di Partai Golkar. Sedangkan Priyo merupakan anak muda potensial Golkar yang kini menjabat sebagai Ketua MKGR. "Kalau tokoh muda dari Golkar dengan latar belakang politik yang konstan adalah ada wakil ketua DPR RI yaitu Priyo Budi Santoso, " kata Zainal, dalam diskusi Peta Koalisi Pilpres 2014 di Warung Daun Cikini, Sabtu (19/4).

Menurut Zainal, akan ada muncul tekanan secara alamiah agar Partai Golkar melakukan evaluasi pencapresan ABurizal Bakrie. Hal ini karena elektabilitas Ical yang tidak cukup bagus.

Sementara doktor Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI) Viktor Silaen mengatakan, Aburizal harusnya mundur jika melihat elektabiltasnya yang lebih rendah dari capres dari partai lain, seperti Jokowi dan Prabowo. Aburizal dan Golkar sebaiknya menyodorkan kader  yang paling berpeluang sebagai cawapres dari Jokowi atau Prabowo. "Bisa JK, Akbar, atau Priyo," sebutnya.

Dia mengingatkan, bahwa koalisi tidak hanya dipikirkan untuk kemenangan saat pilpres berlangsung, tapi juga demi stabilitas pemerintahan yang kuat selama lima tahun ke depan. Sehingga seharusnya capres-capres potensial milih cawapres dari partai pendukung yang potensial juga.

Pengamat politik Benedictus menyebutkan capres dan cawapres yang sebenarnya ideal ialah yang bisa  mengatasi masalah-masalah yang terjadi di Indonesia ini.

"Pemimpin ideal ialah pemimpin yang sangat peka dengan budaya. Kenapa? Karena dengan keberagaman dan  kekayaan di Indonesia masih banyak persoalan yang muncul. Di antaranya persoalan disintegrasi dan persoalan tentang berlatar belakang konflik SARA dan terosrisme. Termasuk bisa membangun perekonomian Indonesia di tingkat global dan dalam negeri," jelas Benedictus.

Redaktur : Joko Sadewo
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar