Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menggunakan hak pilih di TPS 32, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4). (Republika/ Wihdan)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Evaluasi pencalonan presiden Aburizal Bakrie atau Ical dari Partai Golkar, hanya bisa dilakukan lewat rapat pimpinan nasional (rapimnas). Suara di luar forum tertinggi itu, dikatakan sebagai permintaan liar dan tak bertanggungjawab.
Hal itu dikatakan Ketua DPD I Partai Golkar Sumatera Utara Ajib Shah. "Soal (evaluasi) pencapresan, hanya bisa lewat Rapimnas. Itu suara DPD I seluruh Indonesia," kata dia saat dihubungi RoL, Senin (21/4).
Kata dia, hingga sekarang belum ada desakan dari DPD I se-Indonesia yang menghendaki evaluasi pencapresan Ical. Dia menjelaskan, apa yang muncul saat ini adalah permintaan dari DPP untuk mengevaluasi hasil perolehan suara di pemilihan umum legislatif (pileg) 2014.
Menurut Ajib, prediksi perolehan suara Partai Golkar memang tidak menanjak. Untuk itu, dibutuhkan koreksi internal soal hal tersebut. Meski pun begitu, wacana mengevaluasi Ketua Umum sebagai capres dari Golkar, itu bisa dilakukan di tengah agenda.
Catatannya, kata dia, aspirasi itu tersampaikan dalam forum tinggi partai berlambang beringin. "Asalkan di rapimnas nanti ada yang menghendaki. Ya, itu bisa saja," ujar dia. Namun, seperti yang dia terangkan, hal itu hanya menjadi hak DPD I.
Seperti diketahui, hasil hitung cepat perolehan suara pileg Partai Golkar, tak mencapai target. Semulanya, partai Golkar sesumbar menarget dukungan nasional antara 27 sampai 35 persen. Jumlah itu, dimaksud agar partai peserta pileg paling senior itu, bisa mengajukan Ical sebagai RI-1 secara langsung tanpa perlu berkoalisi.
Tapi, fakta politik pada Pileg, Rabu (9/4), hanya memosisikan partai Golkar dengan perolehan 14 sampai 15 persen suara. Angka itu, sama seperti pileg 2009. Perolehan suara itu jadi 'mimpi' buruk bagi partai Golkar, lantaran tak bisa mengajukan nama capresnya secara langsung.