Hasyim Muzadi Minta Tokoh PPP Turun Tangan
Selasa , 22 Apr 2014, 14:27 WIB
Antara/Widodo S Jusuf
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Sekretaris Jenderal Internasional Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi meminta tokoh-tokoh senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP)  yang suaranya masih didengar, untuk turun tangan menyelesaikan konflik.

"Saya mohon Kiai Maimun Zubair dan Pak Hamzah Haz, serta tokoh-tokoh lain untuk turun tangan mengishlahkan," katanya di sela sarasehan nasional ulama dan cendekiawan di Ponpes Darul Ulum, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (22/4).

Sebelumnya, Kiai Hasyim telah mengungkapkan rasa prihatin melihat kemelut yang terjadi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia meminta masalah internal itu diselesaikan secara damai.
 
"Sebagai orang yang pernah aktif di PPP tahun 1973-1986, saya sangat prihatin dan menyesalkan kemelut pertikaian di PPP," katanya.
 
Menurutnya, jika Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dianggap salah karena hadir pada kampanye Gerinda di Gelora Bung Karno (GBK), masalah tersebut sebaiknya diselesaikan setelah pemilu presiden. "Jadi hendaknya diselesaikan sehabis pilpres sekalipun dalam muktamar luar biasa," paparnya.
 
Pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok itu khawatir jika masalah tersebut diselesaikan sekarang, akan rawan intervensi pihak luar. "Kalau sekarang akan 'masuk angin' dengan kepentingan makro di luar PPP. Bahkan kelompok 'islamo phobia' juga akan tertawa melihatnya," katanya.
 
Hasyim menambahkan, setiap kemelut di partai politik atau politik praktis, selalu rawan politik transaksional. "Itu bisa menghancurkan PPP sendiri dalam jangka panjang, sekalipun pengurusnya bergantian," paparnya.
 
Sebagai orang yang pernah besar di PPP, Hasyim berkepentingan menyelamat PPP dari kehancuran karena perpecahan.Oleh karena itu, kata Hasyim, sebaiknya kedua pihak menahan diri. Jangan sampai kemelut semakin meluas.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Indah Wulandari
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar