Fahri Hamzah Usulkan PKS Beroposisi
Rabu , 23 Apr 2014, 22:46 WIB
Ratusan ribu kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menghadiri kampanye terbuka di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Ahad (16/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil Sekretaris Jendral Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menilai belum ada partai politik yang mendasarkan koalisi pada platform dan ideologi. Dia mengusulkan agar partainya memilih jalan oposisi

"Di PKS saya aliran yang mengusulkan oposisi. Karena koalisi ini tidak ada landasan platform," kata Fahri dalam diskusi "Persaingan Menuju Istana Poros Nasionalis Vs Islam" di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (23/4).

Fahri mengatakan bukan baru-baru ini dia mengusulkan PKS beroposisi. Menurutnya usulan ini sudah dia suarakan di internal partai sejak koalisi di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun lantaran tidak berwenang mengambil kebijakan partai, usulan beroposisi pun urung dilakukan PKS.

Platform dan ideologi menjadi hal penting bagi partai politik dalam berkoalisi. Tanpa kedua hal itu, Fahri mengatakan tidak ada jaminan koalisi yang dibangun pada awal pemerintahan bakal berjalan efektif dan solid.

"Koalisi ini seperti pernikahan artis yang cuma ramai di awal tapi setelah dua bulan akan cerai," ujarnya.

Fahri mengusulkan agar kontestasi antarcapres di pilpres 2014 mengarah pada perdebatan ide dan gagasan. Dengan begitu publik bisa menilai secara proporsional kualitas masing-masing capres yang akan mereka usung.

Di sisi lain perdebatan ide dan gagasan akan membuat rakyat memiliki parameter yang jelas dalam menilai kinerja capres terpilih. "Jangan publik ditipu dengan hal-hal yang pencitraan," katanya.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar