DPW PPP Ingin Dengar Langsung Pernyataan Islah dari SDA
Kamis , 24 Apr 2014, 09:52 WIB
Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, CISARUA -- Sebanyak 28 DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengingkan ketua umum Suryadharma Ali (SDA) hadir dalam Mukernas III di Hotel Seruni, Cisarua, Bogor. Mereka ingin mendengar langsung pernyataan SDA soal islah yang telah disepakati kemarin.

Wakil Sekjen DPP PPP, Isa Muchsin mengatakan, DPW menginginkan SDA hadir untuk menjelaskan duduk perkara perihal kisruh internal yang terjadi belakangan ini. Meski sudah tercapai kesepakatan islah, namun sejumlah pihak belum mendengar langsung dari menteri agama itu.

"Rabu (23/4) kemarin, SDA kan belum ketemu sama semua DPW. Hasil forum ini inginkan dia hadir buat bicarakan hal yang terjadi ke semuannya," kata Isa usai pertemuan dalam mukernas tersebut dini hari tadi.

Ia menyatakan, mereka menginginkan kejelasan dari ketua umum langsung. Karena itu kedatangan SDA diharapkan paling lambat hingga pukul 10.00 WIB. Meski sudah terdapat kesepahaman islah, dan posisi ketum dikembalikan, namun ia tidak menghadiri rapat tersebut.

Bahkan, pembacaan sambutan yang seharusnya dibawakan oleh SDA sebagai ketum definitif yang baru saja mendapat mandat kembali, justru disampaikan PLT Ketum PPP Emron Pangkepi. Hingga pukul 09.30 WIB, ruang rapat mukernas masih terpantau kosong.

Belum ada persiapan dari para pengurus partai untuk menempati gedung pertemuan itu. Kabar atas kehadiran SDA pun belum terdengar. Apakah SDA akan datang, masih menjadi pertanyaan di kalangan awak media. Apalagi tidak ada imbauan khusus ketua mejelis syariat PPP Maemun Zubair. 

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Andi Ikhbal
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar