REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak mau menganggap enteng wacana pembentukan poros koalisi keempat yang mungkin digagas Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sebagai kepala pemerintahan sekaligus ketua umum partai, PDIP melihat SBY sebagai sosok yang turut menentukan konstalasi politik mendatang. "Kita tidak bisa remehkan apalagi nihilkan poros itu," kata Wakil Sekretaris Jendral DPP PDIP, Hasto Kristianto kepada wartawan di kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (25/4).
Hasto yakin sikap diam Demokrat dalam wacana koalisi bukan karena sedang menunggu hasil hitung cepat pemilu legislatif dari KPU. Sikap diam Demokrat menurut lebih disebab menunggu strategi politik yang sedang dirancang SBY.
"Kita sudah memperhitungkan. Kita pehatikan apa manuver partai berkuasa," ujar Hasto.
Perkiraan PDIP, poros koalisi yang digagas SBY akan melibat sejumlah partai, diantaranya: Gerindra, PAN, dan Demokrat.
Namun begitu, kata Hasto, PDIP juga menyiapkan strategi tandingan dengan membentuk koalisi bersama antara PDIP, Nasdem, dan PKB. "Kami melihat berbagai varian koalisi yang akan muncul," kata Hasto.
Hasto membantah belum diumumkannya cawapres Joko Widodo (Jokowi) lantaran PDIP masih menunggu poros koalisi keempat yang digagas SBY.
Menurutnya, penetapan cawapres Jokowi sudah didesain dan dirancang dengan memperhitungkan berbagai dinamika politik yang ada. "Kami mendesain deklarasi yang bisa menciptakan elemen dukungan rakyat," ujar Hasto.