Tiga Momentum yang Bikin Rapimnas Golkar Jadi Ajang Perang Terbuka
Selasa , 29 Apr 2014, 16:23 WIB
Republika/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi jajaran petinggi DPP dan DPD memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di Jakarta, Senin (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior Partai Golkar Zainal Bintang mengatakan Rapimnas Partai Golkar yang akan membicarakan persoalan calon wakil presiden (cawapres) akan berlangsung panas.

Hal ini disebabkan capres Golkar Aburizal Bakrie dianggap tidak akan bisa membawa Golkar memenangkan Pilpres 2014. Sehingga membuat kader Golkar bergejolak.

Zainal menyebut gejolak ini terlihat dari adanya pertemuan ormas Partai Golkar (Hasta Karya) yang digelar di Hotel Hyyat. Sejumlah tokoh Golkar hadiri, seperti Agung Laksono, Yorrys Raweyai, Ali Yahya, Tantowi Yahya, Yuslin Nasution) dan sejumlah kader ormas Golkar lainnya.

Pertemuan tersebut dipastikan untuk menjalin kesepakatan Ormas Hasta Karya (Ormas Pendiri dan yang didirikan Golkar) untuk mengawal Rapimnas Golkar yang direncanakan awal Mei 2014.

Diperoleh informasi bahwa kubu Aburizal Bakrie di tengarai mengulur-ulur waktu penyelenggaraan Rapimnas Golkar. Hal itu terindikasi dengan adanya pemanggilan 18 Ketua DPD Golkar I dan  5 Sekertaris ke rumah Aburizal, pada Senin (28/4) malam,


Pertemuan ini, menurut Zainal, diduga terkait dengan persoalan Rapimnas Golkar maupun Capres Golkar. Zainal menduga pertemuan ini merupakan upaya Aburizal untuk mengawal pencapresannya.

Sementara itu diperoleh informasi, akan adanya upaya melakukan konsolidasi Ormas pendiri Golkar (Tri Karya), yaitu SOKSI, MKGR, dan Kosgoro 1957.

Terkait dengan konsolidasi yang dimotori Pendiri SOKSI, Suhardiman, Zainal mengaku belum tahu sejauh mana perkembangannya.

Redaktur : Joko Sadewo
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar