Ini Tiga Opsi Demokrat dalam Berkoalisi
Selasa , 06 May 2014, 05:22 WIB
Tahta Aidilla/Republika
Pramono Edhie Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ‎Tentara Nasional Indonesia (KSAD TNI) juga Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo bertemu dengan Staf Ahli Bidang Politik Kedutaan Besar Jepang, Shintani Naoyuki membicarakan kemungkinan koalisi antar partai pascapemilu legislatif dan koalisi untuk menghadapi pemilihan presiden mendatang, Senin, (5/5).

"Hasil pemilu legislatif  di luar dugaan, bahkan mengharuskan partai dengan perolehan suara terbanyak  untuk berkoalisi agar bisa mengusung calon presiden. Hasil ini tidak seperti yang diramalkan lembaga-lembaga survei tersebut," ujar Edhie.‎

Demokrat, kata Edhie, memiliki tiga opsi dalam berkoalisi. Partai Demokrat bisa berkoalisi dengan salah satu dari tiga partai dengan perolehan suara terbesar hasil hitung cepat namun tidak bisa mencalonkan presiden.

Kedua, ujar Edhie, Partai Demokrat bisa berinisiatif membentuk poros koalisi sendiri bersama dengan partai lain dengan perolehan suara hasil hitung cepat lebih kecil. Dengan demikian Demokrat bisa mengusung calon Presiden sendiri.

Sedangkan ketiga, terang Edhie, jika menang melalui opsi satu  dan dua, terlibat aktif dalam maka Demokrat aktif di  pemerintahan. Namun jika kalah siap mengambil posisi oposisi.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Politik Kedutaan Besar Jepang, Shintani Naoyuki mengatakan,  pihaknya ingin‎ mendapatkan informasi mengenai peta koalisi yang mungkin terjadi.

"Jepang adalah negara sahabat Indonesia sejak lama, Pemerintah Jepang ingin mengetahui lebih dalam kemungkinan-kemungkinan yang terjadi sebagai referensi akan hubungan bilateral Jepang-Indonesia di masa depan," kata Naoyuki.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Dyah Ratna Meta Novia
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar