REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo mengatakan, Pemilu Presiden 2014 yang berlangsung pada 9 Juli mendatang merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk memilih kepemimpinan nasional yang efektif.
Namun, kata dia, wacana koalisi partai politik dan capres-cawapres yang selama ini berlangsung masih menekankan bagaimana memenangkan pemilu (wining election), bukan bagaimana membangun dan memimpin pemerintahan yang efektif (ruling government). Aspek-aspek penting terkait persoalan dan tantangan besar yang akan dihadapi bangsa Indonesia dalam lima tahun mendatang relatif diabaikan.
“Akibatnya, wacana pencarian dan penentuan cawapres cenderung menegasikan dan meminggirkan tokoh-tokoh potensial dari kalangan muda, yang memiliki indeks personal dan kompetensi dan pengalaman unggul," ujar Andar dalam diskusi bertajuk Pilpres dan Tantangan Lokal-Global Indonesia 2014-2019, di Galeri Cafe, TIM Jakarta, Rabu, (7/5)
Menurut Andar, tokoh muda potensial yang layak menjadi cawapres itu antara lain; Gita Wirjawan, Hari Tanoesoedibjo, Hajriyanto Y Thohari, Mahfud M.D dan lain sebagainya. "Mereka adalah putra terbaik bangsa yang diharapkan dapat berkontribusi besar bagi pemajuan bangsa dan negara Indonesia ke depan."
Sangat disayangkan, kata Andar, jika para tokoh muda potensial itu tidak diperhitungkan dan diberi peran untuk memajukan Indonesia ke depan”, kata Andar Nubowo yang alumnus Ilmu Politik Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales (EHESS) Paris Prancis ini.