PKB Minta Diajak Bahas Cawapres Jokowi
Senin , 12 May 2014, 13:58 WIB
Republika/Tahta Aidilla
Abdul Kadir Karding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ingin pembahasan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo dilakukan bersama-sama dengan seluruh mitra koalisi.

Ini penting agar cawapres yang nanti diusung sebagai pendamping Jokowi bisa merepresentasikan aspirasi partai-partai koalisi. "Kita bicarakan dulu. Kita cari yang terbaik," kata Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding ketika dihubungi RoL, Senin (12/5).

PKB tidak mempersoalkan berapa jumlah kursi menteri yang akan mereka dapatkan di kabinet Jokowi nanti. Yang terpenting bagi PKB ada kebersamaan di antara partai koalisi dalam menentukan komposisi kabinet. "Kerja sama PKB dan PDIP adalah kerja sama kebersamaan," ujarnya.

Deklarasi koalisi PKB, PDIP, Nasdem akan dilangsungkan dalam waktu dekat. Karding memperkirakan deklarasi akan dilakukan pada hari Rabu (12/5) lusa. Karding menguraikan sejumlah alasan yang membuat PKB berkoalisi dengan PDIP.

Alasan pertama, PKB merasa basis konstituen mereka di kalangan nahdliyin memiliki hubungan dekat dengan basis konstituen PDIP dari kaum marhaen. Dua kelompok masyarakat ini menurutnya sama-sama termajinalkan dari kebijakan-kebijakan pembangunan pemerintah. "Mereka masih miskin," katanya.

Kedua, PKB ingin koalisi yang mereka bangun dengan PDIP bisa mensinergikan kekuatan nasionalis dan Islam kebangsaan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

Ketiga, PKB melihat Jokowi merupakan figur pemimpin alternatif yang dapat merespon keinginan publik secara tepat dan cepat. "Dia tidak berjarak dengan rakyat, egaliter, dan bisa cepat memahami rakyat," ujarnya.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar