Rapimnas Golkar Berpotensi Jadi Munaslub
Kamis , 15 May 2014, 19:17 WIB
Antara
Aburizal Bakrie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Golkar yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat berpotensi berubah jadi musyawarah nasional luar biasa (munaslub).

Politikus senior Partai Golkar, Zainal Bintang mengatakan sangat mungkin kader Golkar menjadikan ajang rapimnas sebagai awal untuk mendorong munaslub, yang berujung pada penggulingan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical).
"Itu sangat mungkin terjadi," jelas politisi senior Golkar, Zainal Bintang, kamis (15/5).

Perubahan rapimnas menjadi munaslu ini, dinilai Zainal sangat mungkin terjadi, karena Golkar nyaris gagal meraih semua target. 

Dari sisi perolehan suara, kata dia, pada rapimnas lalu, Golkar ditargetkan meraih lebih dari 30 persen perolehan suara. Yang terjadi, hanya 14 persen perolehan suaranya. Perolehan kursi Golkar dibandingkan periode sebelumnya juga berkurang. Pada 2009 lalu Golkar meraih 106. Sekarang menjadi 91 kursi. "Ini akan menjadi letupan-letupan yang meramaikan suara rapimnas," jelasnya.


Selain itu, DPP Golkar terlalu mengabaikan DPD II. Tiga ormas trikarya, Soksi, Kosgoro, dan MKGR, berharap agar DPD II dihadirkan dalam rapimnas, namun DPP keberatan, karena AD / ART menyatakan DPD II tidak memiliki hak suara dalam rapimnas. Kalaupun datang, statusnya sebatas peninjau.

Zainal yang menjadi sesepuh MKGR menyatakan DPD II adalah yang langsung bersentuhan dengan akar rumput. Konstituen langsung berinteraksi dengan mereka. Sayangnya, DPD II tidak diperhatikan. "Ini memancing amarah mereka," imbuhnya.

Mereka semakin kecewa lagi ketika mendengar perubahan - perubahan yang terjadi belakangan ini. Golkar yang semula mencapreskan Aburizal Bakrie (ARB), kini mulai menurunkan standard. Belum lagi sikap ARB yang mendukung pencapresan Jokowi di Pasar Gembrong. "Ini menjatuhkan harkat dan martabat Golkar," imbuhnya.

Dia menyatakan, sikap - sikap seperti itu harus dibawa kedalam rapimnas. Segala perubahan kebijakan tidak bisa berubah sembarangan. Sejengkalpun perubahan sikap politik harus dibicarakan. "Rapimnas forumnya. Tidak bisa seenaknya," ungkap Zainal.

Erdy Nasrul

Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Erdy Nasrul
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar