REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah figur capres yang muncul ke permukaan akhir-akhir ini dinilai belum lagi mampu menunjukkan visi yang jelas untuk membangun Indonesia.
“Yang mereka tonjolkan kebanyakan cuma slogan-slogan. Itu tidak akan menyelesaikan problem bangsa,” ujar anggota Dewan Perwakilan Daerah, Asri Anas, di Kompleks Gedung Parlemen Senayan, Jumat (16/5).
Menurutnya, capres-capres yang mencuat saat ini belum memperlihatkan visi yang kuat soal penataan Indonesia ke depan. Sementara di sisi lain, beberapa media malah lebih banyak menyuguhi berita soal sisi-sisi lain capres yang sebenarnya tidak memiliki kaitan dengan persoalan bangsa saat ini.
“Sebagai contoh, ada kesan penggiringan opini supaya rakyat memilih pemimpin karena pakaian yang dikenakannya murah. Ini apa hubungannya dengan masalah bangsa? Informasi seperti ini tidak mencerdaskan masyarakat,” kata Asri.
Karena itu, ia berharap akan muncul figur capres alternatif yang mampu memberikan visi yang jelas bagi masa depan Indonesia. Yaitu, sosok yang benar-benar sensitif dengan kondisi internal bangsa, di samping memiliki kemampuan untuk mengagregasi kepentingan nasional dalam konteks ekonomi global.
“Saat ini, figur paling kuat yang digadang-gadang menjadi capres masih seputar Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi). Semoga saja ada capres ketiga, sehingga kita bisa menemukan pilihan yang lain,” tuturnya.