REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan partai berlambang mercy biru itu memilih tidak bergabung ke kubu Joko Widodo maupun Prabowo Subianto dalam Pilpres 9 Juli mendatang.
"Berkenaan dengan sikap dan pilihan PD dalam Pilpres ini, meskipun keputusan akhir diserahkan ke Ketua Umum dan Majelis Tinggi, preferensi PD dalam Rapimnas ini adalah tidak berpihak, dalam arti tidak bergabung dalam kubu manapun, baik kubu Pak Joko Widodo maupun kubu Pak Prabowo," ujar Susilo Bambang Yudhoyono saat membacakan hasil Rapimnas Partai Demokrat di Jakarta, Ahad *18/5).
Menurut dia, pilihan ini tidak berarti para kader Demokrat menjadi golput dalam Pilpres mendatang. "Para kader akan berikan suaranya kepada calon presiden yang memiliki platform segaris dengan Partai Demokrat," kata dia.
Selain preferensi itu, katanya, dalam jajak pendapat yang disampaikan kepada para peserta 56 persen memilih tidak bergabung, masih ada sejumlah opsi yang presentasinya jauh lebih rendah.
"Jika Partai Demokrat tidak berada di pemerintahan lima tahun mendatang, justru kami dapat secara sungguh-sungguh melaksanakan pembenahan diri partai dan para kader sekaligus mendengarkan kritik yang membangun dari masyarakat luas," ujar dia.
Meskipun demikian, lanjutnya, Demokrat akan tetap memperjuangkan kepentingan rakyat di seluruh Indonesia. "Di parlemen, Demokrat bisa menjadi kekuatan penyeimbang yang efektif, kritis, dan cerdas untuk memastikan kebijakan pemerintah tetap rasional dan juga prorakyat," kata dia.
Hal tersebut demi memberikan kesempatan kepada partai politik lain untuk menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan kehendak rakyat. "Demokrat ingin menjadi kekuatan penyeimbang dan kontrol yang baik bagi pemerintahan ke depan," ujar dia.